Kamis, 30 September 2010

Sebuah Perjalanan

Ya Tuhan semesta alam
alangkah pahit perjalanan ini
jalan yang tidak berujung dan
pendakian yang  tak memuncak

Betapa jauh jalan yang musti kutempuh
dan betapa lelah setiap langkah yang diayunkan
betapa panas terik yang menerpa
betapa haus rasa yang letih

Kekuatan telah sirna
bersama terbenamnya sang surya
terang telah padam
bersamaan datangnya malam yang pekat

Aku bersimpuh dan bersujud
ya Tuhan dan Allah
datanglah segera, tolonglah aku
dari jurang yang dalam
dari  keterpecahan yang terserak
datanglah jangan berlambat
Aku mohon...

Jumat, 16 April 2010

Makna Di Balik Ungkapan Katolik

Kata Katolik berasal dari kata sifat bahasa Yunani, καθολικός (katholikos), artinya "universal".[1] Dalam konteks eklesiologi Kristen, kata Katolik memiliki sejarah yang kaya sekaligus beberapa makna.

Selasa, 06 April 2010

Otoritas Yesus

Salah satu hal yang mencengangkan dalam diri Yesus orang Nazareth itu ialah OTORITASNYA. Semua nabi manapun berbicara dengan memakai otoritas yang di atasnya (katakanlah Allah). Sebaliknya, Yesus bebicara atas wibawaNya sendiri. Yesus melengkapi dan menggenapi secara sempurna sejumlah hal yang dalam Perjanjian Lama berasal dari otoritas BapaNya. Siapakah Yesus itu, yang melengkapi Sabda Allah? Satu-satunya jawaban Anda ialah Yesus itu setara/sehakikat dengan Allah. Hanya Allah sendiri yang dapat mengubah perkataan atau tindakanNya.

Tuhan Allah adalah Gembala

"I will feed my sheep and I will let them lie down, saith the Lord GOD. Will seek the lost, who lost to I brought home, the wound will Kubalut, the pain will Kukuatkan, and the fat and the strong Kulindungi, I will feed them as they should. (Ezek. 34:15-16)

Yesus adalah Hakim?!

Di satu pihak, Alkitab beraksi bahwa Yahwe Tuhan adalah Hakim. Di pihak lain, Alkitab juga bersaksi bahwa Yesus Tuhan adalah Hakim.

Jalan dan Kebenaran dan Hidup

Umat Perjanjian Lama tidak pernah ragu mengimani bahwa TUHAN, Allah mereka adalah JALAN, KEBENARAN dan HIDUP.

Yesus Bukan Allah Tetapi Tuhan?

Beredarnya buku yang berjudul: Yesus Kristus Bukan Allah, tapi Tuhan, karangan Ellen Kristi, Penerbit Borobudur Indonesia, barangkali membuat pembaca bingung. Semua argumentasi yang dikembangkan di dalam buku tersebut bermuara kepada satu titik yakni Allah pasti Tuhan, tetapi Tuhan belum tentu Alllah, Tuhan tidak sama dengan Allah, Yesus bukan Allah tapi Tuhan. Jadi, Yesus tidak sama dengan Allah, atau bukan Allah.

Yesus Utusan Allah: Ada Apa?

Banyak orang dewasa ini menyesalkan sikap orang Kristen yang meyakini bahwa Yesus adalah Putera Yahwe serentak Yahwe yang menjadi manusia.

Keraguan Akan Kebangkitan Yesus

Orang-orang Kristen di zaman modern ini mulai meragukan tentang kebangkitan fisik Yesus Sang Mesias. Mereka berpendapat tidak masalah kalau Yesus tidak bangkit secara fisik. Hal itu tidak terlalu penting. Yang penting, kata mereka, Yesus adalah guru moral yang paling baik. Dia sebagai sumber inspirasi bagi kehidupan manusia zaman ini.

Allah Adalah Bapa

Banyak orang merasa jijik kalau mendengar orang Kristen menyebut Sesembahan mereka dengan Bapa. Mereka menduga bahwa menyebut Allah sebagai Bapa adalah suatu penghujatan dan dosa besar yang tidak dapat diampuni. Akibatnya ada juga orang Kristen yang enggan menyebut Tuhannya dengan Bapa. Namun sebenarnya tidak perlu enggan. Gagasan bahwa Allah adalah Bapa berasal dari Alkitab sendiri.

Alkitab Kontradiktif?

Orang-orang modern, baik ateis atau skeptis, filosof dan lain-lain kerap mengatakan bahwa Alkitab penuh dengan kotradiksi. Tidak terkecuali orang-orang beragama bukan Kristen, misalnya Molyadi yang beragama Islam menulis sebagai berikut:

“Tuhan bisa dilihat atau tidak?
a. Tuhan TIDAK BISA dilihat dan didengar (Yohanes 5:37, 1Tim 1:17, 6:16, Kel 33:20, 1Yoh 4:12).
b. Tuhan BISA DILIHAT organ tubuhnya:
– Tuhan bisa dilihat dengan mata kepala (Kel 33:11, Kej 18:1, Yoh 5:37), Kel 33:20, 1Tim 6:16, 1Tim 1:17, 1Yoh 4:12, Kej 26:24).
– Tuhan kelihatan kakiNya (Keluaran 24:9-10)
– Tuhan kelihatan sedang duduk (Yesaya 6:1)
– Tuhan bisa dilihat dari kejauhan (Yeremia 31:3)”


Apa komentar kita?
a. Pada dasarnya Tuhan dapat dan tidak dapat dilihat dengan mata kepala manusia. Antara dapat dan tidak dapat dilihat bukanlah sesuatu yang kontradiktif. Pada waktu tertentu dan suasana tertentu Tuhan dapat dilihat, sedangkan pada waktu dan suasana lainnya Ia tidak dapat dilihat. Ini sama dengan Tuhan jauh, tetapi juga dekat bahkan pada waktu yang bersamaan. Tuhan menggetarkan tetapi juga menggairahkan. Kedua fakta itulah yang diungkapkan oleh Alkitab.

b. Gaya bahasa generalisasi.
a. Pernyataan pertama: “Tak seorang pun mengenal presiden Amerika Serikat Barack Obama”.
b. Pernyataan kedua: “Semua orang mengenal presiden Amerika Serikat”
c. Jika kedua pernyataan di atas lepas dari konteksnya dan diperdebatkan 2000 tahun kemudian, maka kedua pernyataan itu saling bertentangan satu sama lain.
d. Andaikan saja konteks pernyataan pertama diketahui misalnya anak-anak TK Santo Tarcisius Indonesia, maka tentu tidak bertentangan dengan pernyataan kedua.
e. Andaikan saja konteks pernyataan kedua diketahui, misalnya, anggota kabinet presiden Barack Obama, maka tentu tidak bertentangan dengan pernyataan pertama.
f. Demikian juga sejumlah pernyataan yang dikemukakan dalam Alkitab. Alkitab perlu dipahami sesuai dengan konteksnya, maksud dan tujuan pengarang, situasi dan alasan yang melatarbelakangi suatu karangan ditulis. Maka kita yang membaca Alkitab di zaman ini tidak mungkin tersesat.

c. Perlu diingat: melihat sifatnya paradoks. Tuhan melihat diriNya berbeda dengan manusia melihat Dia. Yesus melihat Allah berbeda dengan manusia melihat Allah. Yesus melihat Allah di dalam diriNya, sedangkan manusia melihat Allah di luar dari dirinya.

d. Yesus melihat Allah di dalam diriNya. Pada suatu waktu Yesus berkata: “Hanya dia yang datang dari Allah, Dialah yang TELAH MELIHAT BAPA” (Yohanes 6:46), sementara dalam 1 Yohanes 4:12 dikatakan: “TIDAK ADA SEORANG PUN YANG PERNAH MELIHAT ALLAH”. Kedua pernyataan itu seakan-akan kontradiktif, TETAPI sebenarnya tidak. Keduanya justeru saling menegaskan. Perkataan Yesus: DATANG DARI ALLAH mengungkapkan kesadaran akan Ke-Allah-anNya. Perkataan: “Dialah yang telah melihat Bapa mengungkapkan fakta bahwa Yesus melihat Allah ke dalam diriNya karena “Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku…Bapa yang diam di dalam Aku” (Yohanes 14:10) sebab “Aku dan Bapa adalah SATU” (Yohanes 10:30). Jadi, benarlah kalau Alkitab berkata: “Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah” (1Yohanes 4:12), sebab “hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa” (Yohanes 6:46). Manusia di bumi ini tidak seperti Yesus yang datang dari Allah, manusia datang dari darah dan daging manusia.

e. Manusia melihat Allah di luar dirinya. Yakub berkata: “Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong” (Kejadian 32:30). Pengalaman Yakub ini seakan ditentang langsung baik oleh Yesus (Yohanes 6:46) maupun oleh pengarang 1Yohanes 4:12. Namun sebenarnya tidaklah demikian. Yakub melihat Allah di luar dirinya dan Yesus tidak pernah meyangkal fakta itu. Dia sendiri berkata kepada para muridNya: “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa” (Yohanes 14:9), sedangkan 1Yohanes 4:12 menegaskan manusia (tak seorang pun ) melihat Allah di dalam dirinya (sebagaimana Yesus melihat Allah di dalam diriNya, melihat dan menyadari ke-Allah-anNya sendiri). Allah jutru di lihat di luar diri yakni di dalam kasih yang telah dianugerahkan oleh Allah (1Yohanes 4:7)

f. Konteks pembicaraan pengarang 1 Yohanes 4:12 adalah orang-orang Kristen, yakni Jemaat yang menjadi tujuan surat. Yohanes tahu persis bahwa tak seorang pun dari pembaca suratnya telah melihat Allah. Ketika pengarang 1 Yohanes 4:12 mengatakan: “Tak ada seorang pun yang pernah melihat Allah” itu tidak berarti bahwa pengarang Yohanes mau menyangkal bahwa Yesus telah melihat Allah.

g. Ketika Yesus mengatakan: “Hanya dia yang datang dari Allah, Dialah yang TELAH MELIHAT BAPA” (Yohanes 6:46)” itu tidak berarti bahwa Yesus sedang menyangkal pengalaman Yakub yang telah melihat Allah, juga tidak sedang menyangkal pernyataan pengarang 1 Yohanes 4:12. Yesus sedang berbicara dengan para murid atau pendengarNya yang memang tidak pernah melihat BapaNya.

h. Kita juga perlu tahu bahwa pengarang Alkitab kerapkali memakai gaya bahasa anthropomorfisme (seakan-akan Tuhan itu sama seperti manusia). Tidak heran: Tuhan bisa dilihat dengan mata kepala, Tuhan kelihatan kakiNya, Tuhan kelihatan sedang duduk. Namun intinya jelas bahwa manusia memiliki pengalaman (inderawi maupun spiritual) personal dengan Allah.

i. Tuhan adalah Pencipta segala sesuatu. Anda dan saya dicipta oleh Dia. Apakah Anda yakin bahwa suatu waktu kelak Anda akan melihat Dia yang menciptakan Anda dari muka ke muka? Orang Kristen akan melihat Dia dari muka ke muka dalam keadaanNya yang sebenarnya pada waktunya (Tidak perlu ragu sebab begitu banyak peristiwa yang dialami oleh para nabi, atau orang-orang yang percaya TELAH MELIHAT TUHAN. Syaratnya, seseorang haruslah suci hatinya (Matius 5: 8)

j. Nah, keseluruhan teks yang dianggap kontradiktif oleh sejumlah kalangan yang anti Alkitab pada dasarnya disebabkan karena ketidaktahuan mereka saja, atau tepatnya karena mereka tidak dikaruniai Roh Kudus sehingga tidak mampu memahami Alkitab secara baik dan benar. Jadi, tidak ada satu pun teks Alkitab yang bersifat kontradiktif.

Bahasa Alkitab Kotor/Cabul?

Topik ini semata-mata untuk menjelaskan keimana saya, serta posisi saya terhadap pelbagai bentuk pendapat yang dikemukakan oleh manusia dewasa ini.

Manusia modern berpandangan dan berkeberatan bahwa bahasa yang dipakai dalam Alkitab tidak pantas disebut sebagai “Firman Allah, atau Sabda Allah”. Hal itu, kata mereka, karena dalam Alkitab ditemukan ayat-ayat “Cabulisasi, Puisi Erotis, Pelecehan Kepada Tuhan, Pelecehan Kepada Para Nabi, Ayat Irasional, Ayat yang Mustahil Dipraktikkan, Testing Iman yang Mustahil, Ayat-ayat Takhyul, Ayat-ayat Dusta, Ramalan yang Tak Terjadi, Ayat-ayat Rasialis, Ayat Ragu-ragu, Doktrin Ketuhanan Yesus, Doktrin Allah Tritunggal, Doktrin Penginjilan Ke Seluruh Dunia, Ayat-ayat Buas, Ayat-ayat yang Kontradiktif (saling bertentangan)” (Molyadi Samuel AM, Indeks Kesalahan Alkitab: Jalan Pintas Memahami Kitab Suci Kristiani, Jakarta: Jemparing, 2006 )


a. Ayat-ayat Cabulisasi?
I
Teks Alkitab yang disorot oleh Molyadi antara lain Yehezkhiel 23:1-21, 16:22-38, Hosea 1:2-3, Mikha 1:8). Menurut Molyadi Samuel dan para penentang lainnya, Allah tidak boleh memakai kata: “pelacur, sundal, bugil, penis, pelir, zakar, buah dada, bersetubuh dll.” Para penentang Alkitab ini menempatkan dirinya sebagai hukum dan hakim terhadap Allah Alkitabiah. Karena tidak mungkin menjadi hukum dan hakim bagi Allah, maka mereka menyimpulkan bahwa teks-teks yang sudah disebut di atas pasti bukan dari Allah, tetapi dari manusia. Dalam hal itu mereka menampilkan diri sebagai “hakim” atas Alkitab. Tetapi dengan demikianlah kita tahu bahwa para penentang Alkitab ini tidak mau memahami sifat unik dari Alkitab itu sendiri: Ilahi serentak manusiawi. Bagi mereka, Kitab Suci suatu agama haruslah melulu datang dari Allah, termasuk bahasa dan kertasnya (barangkali juga dengan mesin cetaknya). Sementara bagi Kristen tidak. Manusia dengan segala sifat, keunikan, bahasa dan budayanya adalah baik. Kata “pelacur” adalah baik, tetapi fakta dimana seorang perempuan/laki-laki bertindak menjual dirinya kepada seorang laki-laki, atau perempuan tentulah jahat di mata Tuhan. Namun, membahasakan tindakan perempuan itu dengan bahasa manusia tidaklah jahat. Bagaimana menggambarkan tindakan tersebut agar persis sesuai dengan faktanya perlulah memakai bahasa yang jelas, terang, lugas dan tegas. Dimanakah letak salahnya kalau Allah berfirman: “Hai anak manusia, ada dua orang perempuan , anak dari satu ibu. Mereka bersundal di Mesir, mereka bersundal pada masa mudanya, di sana susunya dijamah-jamah dan dada keperawanannya dipegang-pegang” (Yehezkhiel 23:2-3). Bukankah dalam hal ini, Allah telah menggambarkan secara terang, lugas, jelas, jujur, apa adanya mengenai apa yang telah dilakukan oleh dua orang perempuan itu di Mesir? Mereka bersundal. Apakah karena Allah, sebagai Hakim yang Adil (Mzr 7:12, 9:5, 2Tim 4:8) dan Saksi Yang Benar (Yer 42:5) dari semua tindakan manusia, menggambarkan tindakan kedua perempuan itu secara gambalang, terus-terang, lalu manusia mengatakan: “perkataan seperti itu bukan Sabda Allah”. Allah orang Kristen bukanlah Allah yang suka menipu, atau Allah yang berdusta, juga bukan “Allah sebesar-besar penipu daya”. Kejujuran Allah kita perlukan agar kita memperoleh kebenaran dan belajar menjadi saksi yang jujur di bumi yang fana ini. Dia telah memberi contoh yang baik sehingga manakala anda dihadapkan pada pilihan harus menjadi saksi dalam sebuah perkara: dunia dan sorga, anda sudah tahu harus berkata benar dan jujur. Itulah salah satu hikmah dan pelajaran dari ceritera dalam teks Yehezkhiel (dll) itu.


Palu Hakim yang Adil Diketuk

Walaupun Allah Maharahim, Pengampun dan Penyayang, Panjang Sabar dan Penuh Kasih Setia, Ia tetap memberi pelajaran terhadap pelaku kejahatan agar dia selamat, bertobat dan kembali kepadaNya. Ia adalah Hakim yang Adil. Hakim yang Adil itu berhadapan dengan kenyataan kejahatan Israel (Yehezkhiel 16:1-63). Bagaimana supaya Hakim Yang Adil dapat mengetuk palu, menjatuhkan hukuman kepada Israel, maka tentu terlebih dahulu Ia mengidentifikasi secara rinci kejahatan terdakwa. Jika tidak, maka Allah bukan lagi Hakim yang Adil.

“Oleh karena itu, hai perempuan sundal, dengarkanlah firman TUHAN! Beginilah firman Tuhan ALLAH: Oleh karena engkau menghamburkan kemesumanmu dan auratmu disingkapkan dalam persundalanmu dengan orang yang mencintaimu dan dengan berhala-berhalamu yang keji dan oleh karena darah anak-anakmu yang engkau persembahkan kepada mereka, sungguh, oleh karena itu Aku akan mengumpulkan semua kekasihmu, yaitu yang merayu hatimu, baik yang engkau cintai maupun yang engkau benci; Aku akan mengumpulkan mereka dari sekitarmu untuk melawan engkau dan Aku akan menyingkapkan auratmu di hadapan mereka, sehingga mereka melihat seluruh kemaluanmu. Aku akan menghakimi engkau seperti orang menghakimi perempuan-perempuan yang berzinah dan yang menumpahkan darah dan Aku akan melampiaskan atasmu murka dan cemburuan-Ku. Aku akan menyerahkan engkau di dalam tangan mereka dan mereka akan meruntuhkan tempatmu yang tinggi dan merusakkan bukit-bukitmu, mereka akan menelanjangi engkau, akan merampas perhiasan-perhiasanmu dan membiarkan engkau telanjang bugil. Mereka akan menyuruh bangkit sekumpulan orang melawan engkau, yang melempari engkau dengan batu dan memancung engkau dengan pedang-pedang mereka. Mereka akan membakar rumah-rumahmu dan menjatuhkan hukuman kepadamu di hadapan banyak perempuan. (Yehezkhiel 16:35-41).

Tujuannya agar Yerusalem (Israel) berhenti bersundal. Jika Allah tidak memberi kesaksian seterang yang kita baca di atas, kita akan sulit memahami hukuman yang diberikan Allah atas Yerusalem. Namun, Allah bukanlah Allah yang samar-samar, bukanlah Saksi yang menipu, tetapi Ia berbicara terus-terang dan memberi kesaksian yang jelas dan benar, maka kita dapat menerima hasil keputusanNya bahwa Israel dihukum pancung.

Pelajarannya: jika Anda menjadi saksi atas pelaku kejahatan, hal yang menyangkut nyawa seseorang, maka berbicaralah sejelas dan seterang apa yang diajarkan oleh Allah sendiri, berilah kesaksian yang benar sehingga hakim di pengadilan dapat menjatuhkan hukuman yang setimpal. Itulah hal terpenting yang harus kita ambil dari Yehezkhiel 16:1-63. Bahwa Yerusalem melakukan persundalan harus diberitakan, diketahui sehingga kita dapat mengambil pelajarannya.

Di samping apa yang diuraikan di atas, perlulah diingat bahwa Yehezkhiel menggambarkan pertemuannya dengan Allah secara anthropomorfisme. Yahwe seolah-olah adalah suami yang cemburu dan sakit hati melihat istrinya berselingkuh dengan orang lain. Kata-kata yang digunakan Yehezkhiel metaforis sifatnya. Kejahatan yang dilakukan oleh Israel: “engkau seumpama bersundal” (Yehezkhiel 16:15), seumpama seorang perempuan yang buruk kelakuannya, seorang perempuan jalang, perempuan yang menjual dirinya (pelacur). Pemakaian gaya metaforis itu untuk melukiskan betapa sungguh besar kejahatan yang telah dibuat oleh orang Israel: di mata Tuhan, penyembahan berhala sama besar dosanya dengan persundalan. Ini terbukti juga dengan sasaran perkataan Yahwe, bukan terutama kepada seorang perempuan pelacur, tetapi “Lalu datanglah firman TUHAN kepadaku: "Hai anak manusia, beritahukanlah kepada Yerusalem perbuatan-perbuatannya yang keji dan katakanlah: Beginilah firman Tuhan ALLAH kepada Yerusalem: Asalmu dan kelahiranmu ialah dari tanah Kanaan; ayahmu ialah orang Amori dan ibumu orang Heti. “Yehezkhiel 16:1-3). Kita tahu, Yerusalem adalah sebuah kota, bukan seorang perempuan.



Perintah yang mengagumkan dan mencengangkan!

Allah Abraham, Isak dan Yakub memang lain daripada ilah yang lain. Ia menghadapkan Anda pada pilihan yang sulit, barangkali tidak sesuai dengan selera Anda. Tetapi apa yang Ia katakana baik dan benar. “Pergilah, kawinlah seorang perempuan sundal dan peranakkanlah anak-anak sundal karena negeri ini bersundal hebat dengan membelakangi TUHAN” (Hosea 1:2). Untuk memperjelas seperti apa “kesalahan Israel membelakangi TUHAN”, Allah memakai kata “sundal”. Jika anda mengerti dan paham betul kerusakan moral karena persundalan, maka anda akhirnya tahu bahwa seperti itulah kesalahan Israel membelakangi TUHAN. Mengapa Allah memerintahkan Hosea untuk kawin dengan seorang yang sundal? Alasannya supaya “sesudah itu orang Israel akan berbalik dan akan mencari TUHAN, Allah mereka…Mereka akan datang dengan gemetar kepada TUHAN dan kepada kebaikanNya pada hari-hari yang terakhir” (Hosea 3:5). Ingat, pada dasarnya perkawinan adalah membentuk pria dan wanita menjadi satu ikatan keluarga, dimana ikatan pria dan wanita itu disempurnakan melalui persetubuhan. Jika anda menganggap orang-orang sundal adalah pribadi yang buruk (jahat), serentak menempatkan diri anda sebagai orang yang bermoral baik, maka apakah anda berani mengawini salah seorang dari antaranya? Sebaliknya, jika anda memiliki sedikit saja pandangan positif terhadap perempuan-perempuan sundal, maka anda tidak memiliki keberatan apa pun untuk mengawini mereka. Jika anda melakukannya, anda telah menyelamatkan bukan hanya si pelacur tetapi juga diri anda sendiri (melaksanakan perintah Tuhan menyelamatkan jiwa anda). Di mata Tuhan, para pelacur, layak dinikahi secara normal bukan dikucilkan, atau dicemooh. Pesan sentralnya: Allah tidak setuju dengan tindakan sundal sebab hal itu jahat di mataNya, tetapi Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang itu memiliki pandangan yang positif terhadap pribadi (subyek, orang ) yang melakukan sundal. Memang dapat dimengerti bahwa tidak mudah untuk melihat perbedaannya sebab pribadi seseorang dikatakan baik sejauh tindakannya juga baik. Namun prinsip seperti itu tidak seluruhnya benar. Nilai baiknya “suatu tubuh yang dilengkapi dengan jiwa, pikiran, perasaan, hati nurnainya” tidaklah melulu tergantung pada apa yang dilakukannya. Tubuh sebagai tubuh tetaplah baik sebagaimana tubuh itu dicipta baik adanya. Karena itu, tubuh yang baik itu tetap layak untuk diselamatkan. Meski tetap disadari bahwa tindakan buruk dan jahat menghancurkan jiwa serentak raga pelakunya. Karena itu manusia, apa pun keadaannya, layak diperjuangkan untuk diselamatkan. Bukankah dalam kasus Hosea ini, Allah bermaksud demikian? Alkitab sama sekali tidak membuat kata-kata manusia menjadi firman Allah, tetapi sabda Allah kita mengerti dalam bahasa manusiawi kita.

Berkaitan dengan pokok ini, kita lihat Alquran sebagai pembanding:

Surat [23.1] Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, [23.2] (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam salatnya, [23.3] dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, [23.4] dan orang-orang yang menunaikan zakat, [23.5] dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, [23.6] kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.

Surat [70.29] Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, [70.30] kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak-budak yang mereka miliki maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.



Kedua teks di atas luar biasa. Muslim tidak perlu menjaga kemaluan mereka terhadap istri dan para budak (apakah termasuk budak lelaki?) mereka. Tidak menjaga kemaluan adalah bahasa lain dari boleh berzinah atau bersundal dengan para budak pria maupun wanita.

Surat [33.37] Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya:"Tahanlah terus istrimu dan bertakwalah kepada Allah", sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) istri-istri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada istrinya. Dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi. [33.38] Tidak ada suatu keberatan pun atas Nabi tentang apa yang telah ditetapkan Allah baginya. (Allah telah menetapkan yang demikian) sebagai sunnah-Nya pada nabi-nabi yang telah berlalu dahulu. Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku”

Perzinahan adalah melakukan hubungan seks dengan isteri orang lain. Jika benar bahwa perkawinan hanya dapat terjadi atas kehendak Allah maka perkawinan antara Zaid dan Zainab adalah sah karena Allahlah yang mempersatukan mereka menjadi suami isteri. Jika kemudian Allah menceraikan mereka agar Zainab bersuamikan Muhammad, mengapa tidak dari awal Dia lakukan itu? Rasanya Allah amat tidak adil dan tidak mempertimbangkan perasaan Zaid yang nota bene anak yatim: kecewa kepada Allah yang tidak konsisten memberikan Zainab menjadi isterinya, dipakai sebentar lalu diberikan kepada orang lain, Allah yang lebih mencintai Muhammad daripada Zaid. Pesan apa yang mau disampaikan oleh Allah melalui tragedi perceraian yang tidak wajar itu?

Jika benar pernyataan Allah berikut ini:

[4.24] dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari istri-istri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina….”

Maka, tindakan Muhammad mengambil isteri Zaid, yang bahkan anak angkatnya sendiri, adalah HARAM.

Ada perbedaan yang mencolok antara Alquran dan Alkitab dalam menangani kasus ini. Alkitab menceriterakan larangan Yahwe atas tindakan immoral orang Israel, sedangkan Alquran menceriterakan bahwa Allah membolehkan Muhammad dan pengikut setianya untuk berzinah. Alhamdulillah…!!!


b. Puisi Erotis?

Kitab Kidung Agung kerapkali dipakai oleh para penentang kekristenan untuk membenarkan anggapan mereka: “Alkitab Kristen itu tidak datang dari Allah sebab mengandung puisi erotis”. Teks-teks Kidung Agung yang biasa mereka ambil adalah sbb.:

Bagiku kekasihku bagaikan sebungkus mur,
tersisip di antara buah dadaku.
Bagiku kekasihku setangkai bunga pacar
di kebun-kebun anggur En-Gedi.
Lihatlah, cantik engkau, manisku,
sungguh cantik engkau, bagaikan merpati matamu.
Lihatlah, tampan engkau, kekasihku,
sungguh menarik; sungguh sejuk petiduran kita. (1:13-16)

Sejatinya, manusia dikatakan pria dan wanita karena jenis kelaminnya. Sebagai makhluk yang berjenis kelamin, manusia ambil bagian dalam proses penciptaan manusia baru. Seorang manusia biasa dapat terlahir ke dunia ini sudah pasti melalui suatu proses cinta yang secara dasariah erotis sifatnya antara pria dan wanita (suami-istri). Cinta yang demikian merupakan hadiah yang sungguh mengagumkan dari Sang Pencipta kepada manusia (suami-istri). Penyalagunaan atas karunia luhur itu tidak dapat dibenarkan oleh Dia yang menciptakannya. Bahkan karena sedemikian pentingnya sesuatu yang erotis itu, maka Allah memberikan sejumlah aturan yang ketat untuk ditaati oleh umatNya. Nah, apakah Dia yang menciptakan sesuatu yang erotis itu, tidak boleh membicarakannya? Kitab Suci adalah sarana yang paling sahih di mana Allah menyatakan dan membicarakan kehendakNya. Adalah aneh, jika Allah tidak mencantumkan hal yang sedemikian penting itu (cinta yang sifatnya erotis antara sepasang suami istri/kekasih) dalam Kitab KudusNya. Apakah yang salah dari puisi-puisi Kidung Agung berikut ini, kalau hal itu datangnya dari Allah? Sedikit pun tidak ada kecuali kalau orang membacanya dengan prasangka dan nafsu.

Betapa indah langkah-langkahmu dengan sandal-sandal itu,
puteri yang berwatak luhur!
Lengkung pinggangmu bagaikan perhiasan,
karya tangan seniman.
Pusarmu seperti cawan yang bulat,
yang tak kekurangan anggur campur.
Perutmu timbunan gandum,
berpagar bunga-bunga bakung.
Seperti dua anak rusa buah dadamu,
seperti anak kembar kijang.
Lehermu bagaikan menara gading,
matamu bagaikan telaga di Hesybon,
dekat pintu gerbang Batrabim;
hidungmu seperti menara di gunung Libanon,
yang menghadap ke kota Damsyik.
Kepalamu seperti bukit Karmel,
rambut kepalamu merah lembayung;
seorang raja tertawan dalam kepang-kepangnya.
Betapa cantik, betapa jelita engkau,
hai tercinta di antara segala yang disenangi.
Sosok tubuhmu seumpama pohon korma
dan buah dadamu gugusannya.
Kataku: "Aku ingin memanjat pohon korma itu
dan memegang gugusan-gugusannya
Kiranya buah dadamu seperti gugusan anggur
dan nafas hidungmu seperti buah apel.
Kata-katamu manis bagaikan anggur!"
Ya, anggur itu mengalir kepada kekasihku
dengan tak putus-putusnya,
melimpah ke bibir orang-orang yang sedang tidur!
Kepunyaan kekasihku aku,
kepadaku gairahnya tertuju.
Mari, kekasihku,
kita pergi ke padang,
bermalam di antara bunga-bunga pacar!
Mari, kita pergi pagi-pagi ke kebun anggur
dan melihat apakah pohon anggur sudah berkuncup,
apakah sudah mekar bunganya,
apakah pohon-pohon delima sudah berbunga!
Di sanalah aku akan memberikan cintaku kepadamu!
Semerbak bau buah dudaim;
dekat pintu kita ada pelbagai buah-buah yang lezat,
yang telah lama dan yang baru saja dipetik.
Itu telah kusimpan bagimu, kekasihku! (1-13)

Betapa mengejutkan sesuatu terjadi dalam diri anda jika anda membaca teks itu dalam terang alegoris (kiasan) cinta Allah kepada pribadi anda. Allah mencintai anda ibarat seorang pria mencintai istrinya/kekasihnya. Cinta yang begitu luhur sehingga dilukiskan dengan bahasa puisi yang tinggi dan mengagumkan. Tetapi kalaupun anda membacanya dalam terang erotisme seksual pria dan wanita, maka bukankah hal itu dialami oleh pria dan wanita yang saling jatuh cinta di bumi ini? Lalu mengapa jika hal itu dibicarakan oleh Allah menjadi tidak layak di mata manusia? Kriteria apakah yang manusia kenakan untuk menyatakan hal ini sabda Allah dan hal itu tidak? Sebuah Kitab Allah sejatinya bersifat ilahi dan insani sebab apa yang dikisahkan di dalamnya adalah menyangkut Allah dan ciptaannya, bukan?


c. Pelecehan kepada Allah

Bagi orang yang amat anti terhadap Alkitab, akan memandang Alkitab dari sudut pandang buruk. Namun hal tersebut merupakan tanda bahwa Alkitab adalah benar dan karenanya Iblis selalu ingin menggerogotinya. Teks-teks tertentu Alkitab sering dijadikan sasaran kebencian. Para pengkritik Alkitab (Molyadi Samuel) lalu menulis:

”Adalah pelecehan terhadap Allah kalau “Allah menyesal, pilu hati” (Kejadian 6:5-6, Keluaran 32:14), “Allah istirahat setelah kerja lembur” (Kejadian 31:17), “Allah merasa jemu” (Yeremia 15:6), “Allah bersiul-siul memanggil manusia” (Zakaria 10:8), “Allah lupa alas kakiNya ketika murka” (Ratapan 2:1), “Tuhan menyayangi pelacur” (Hosea 3:1), “Allah jorok menyuruh makan roti bakar di atas tahi sapi” (Yehezkhiel 4:12-15), Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air” (Kejadian 1:1-2), “Tuhan petak umpet dengan Adam” (Kejadian 3:8-10), Tuhan besanan dengan manusia” (Kejadian 6:2), “Allah kelihatan punggungNya” (Keluaran 33:21-23), Allah dalam Alkitab tidak mampu menghalau penduduk karena mereka mempunyai kereta besi (Hakim-hakim 1:19), “Allah meneking dan mengaum” (Yeremia 25:30-31), “Firman Allah yang jorok, melumuri muka dengan kotoran (tahi binatang), “Allah mengerang seperti perempuan yang melahirkan” (Yesaya 42:13).

Tulisan para pengkritik Alkitab di atas membuktikan bahwa gagasan Allah dari dan dalam agama mana pun di dunia ini, tidak ada yang se-unik gagasan Allahnya orang Kristen. Allah orang Kristen beda dari semuanya. Tetapi disitulah letak keajaibanNya. Allah orang Kristen menjadi manusia, Allah orang Kristen dipahami sebagai Tritunggal Kudus, Allah orang Kristen mencintai pelacur, Allah orang Kristen main petak umpet dengan Adam. Dia dapat bersuit, bersiul dengan manusia, bahkan mengalah terhadap manusia. Dia juga kesal, jemu dstnya. Itu artinya Allah orang Kristen amat dekat dengan kita dan mengambil bagian dalam kemanusiaan kita. Ia dapat solider, dapat merasakan jatuh-bangunnya perjalanan hidup umatNya. Maka pantas kita panggil Dia sebagai “Abba, ya Bapa” dan kita adalah anak-anakNya. Kita semua akan menuju Dia, yang ternyata serupa dengan kita kecuali dalam hal dosa. Demikianlah kita memahami Dia sebagai “Allah yang menjadi manusia dan tinggal di antara kita”. Karenanya, Allah bukanlah Allah yang tak tergambarkan, tak terhampiri. Dia ada di sini bahkan di hati anda sendiri. Allah orang Kristen dapat mengerti atau memahami keberadaan umatNya. Allah orang Kristen bukanlah Allah yang bermain sulap-sulapan, yang cukup berkata: “jadilah, maka semua terjadi” (mentang-mentang Allah).

Pentinglah disadari bahwa “keberadaan suatu agama” menunjukkan bahwa “Sesembahan” dari penganut agama tersebut menolak gagasan “jadilah, maka jadi”. Faktanya, Allah membutuhkan pengantara untuk mengingatkan atau menginsyafkan manusia. Dia butuh seorang atau beberapa orang untuk menyampaikan sabdaNya kepada manusia di bumi. Dia butuh manusia untuk memanifestasikan peringatanNya. Apakah Dia tidak cukup berkata: “Sabda-sabdaKu harus tinggal dalam hati dan pikiran manusia dan mereka harus melaksanakannya”. Dengan demkian, tidak perlu seorang nabi, atau rasul, atau malaikat, tidak perlu kertas dan tinta untuk menulis pesanNya, dll. Allah tidak mau seperti itu. Dia bukan tukang sulap, bukan? Jadi, semua hal yang diungkapkan oleh orang-orang yang anti Alkitab di atas bukanlah bentuk pelecehan terhadap Allah, tetapi Allah bermaksud bahwa Dia senantiasa ambil bagian dalam kerapuhan manusiawi kita sehingga kelak kita dapat ambil bagian dalam keilahianNya. Di samping itu, Allah orang Kristen tidak dapat dilecehkan oleh manusia. Jika Allah dapat dilecehkan, maka itu pasti bukan Allah orang Kristen. Allah juga bukan sosok yang lemah, dimana semua umatNya harus membela reputasinya, bahkan dalam bentuk yang paling ekstrem membunuh setiap orang yang melecehkan Allah. Sebaliknya membela Allah adalah dosa dan pelecehan yang nyata kepada kemahakuasaanNya karena mengganggap Allah tidak mampu membela diriNya.



d. Pelecehan kepada Para Nabi

Pembela Islam Molyadi Samuel AM menulis sebagai berikut:
“Pelecehan Kepada Para Nabi Allah: Yesus dinubuatkan sebagai orang durhaka (Markus 15:28), Yesus keturunan pelacur, Yosua 6:17-21, Matius 1:5), Yesus lahir dari benih pelacuran seks antara mertua dan menantu (Kejadian 38:2, 13-19.24, Matius 1:3 & Lukas 3:33…..Yesus menghalalkan miras (minuman keras) dengan menyulap air tawar menjadi anggur untuk disuguhkan di acara resepsi pernikahan (Yohanes 2:7-11). Berarti Yesus melanggar Alkitab yang mengharamkan anggur (Efesus 5:18, Hosea 4:11), Yesus menuduh semua orang yang datang sebelumnya sebagai pencuri dan perampok (Yohanes 10:7-8), Yesus memberi lampu hijau terhadap merajalelanya tindak perzinahan dengan membebaskan perempuan yang terbukti berzinah dari jerat hukum (Yohanes 8:1-11). Dengan demikian Yesus telah melanggar Hukum Taurat tentang hukum rajam (Ulangan 22:22-24), Nabi Nuh mabuk-mabukan, minum anggur sampai teler dan telanjang bugil dalam kemahnya, hingga auratnya terlihat oleh anak-anaknya (kejadian 9:20-23), Dalam dua malam, secara bergiliran Lot (Nabi Luth diperkosa oleh kedua putri kandungnya sendiri hingga keduanya hamil (Kejadian 19:30-38). Heboh…!!! Permainan seks sedarah (incest) antara ayah dan anak kandungnya oleh seorang nabi?? Skandal seksual nabi Daud versi Alkitab: a. Nabi Daud melalukan skandal seks dengan Batsyeba, istri anak buahnya sendiri. setelah Batsyeba hamil, suaminya dibunuh oleh Daud dengan suatu rekayasa. Akhirnya Batsyeba diboyong ke istana menjadi permaisuri Daud (2 Samuel 11:2-27), b. Tanpa malu-malu Daud menelanjangi dirinya di depan umum, sehingga istrinya malu besar (2 Samuel 6:20), c. Daud mengintip istri orang yang sedang mandi hingga terangsang untuk melakukan oral seks dengannya (2 Samuel 11:24)….Pelecehan terhadap nabi Yakub dan keluarganya: a. Yakub dikisahkan sebagai penipu ulung yang tegas menipu Ishak , ayah kandungnya. Ia bekerjasama dengan ibu kandungnya untuk menipu Ishak, ayah kandungnya, supaya ia diberkati (kejadian 27:1-46)…b. Nabi Yakub ditipu oleh Laban dengan diberi umpan Lea yang disetubuhinya (kejadian 29:21-25)…Yehuda (Putra nabi Yakub melacur dan ngeseks dengan menantunya sendiri hingga hamil (Kejadian 38:2,13-19,24). Skandal seks sedarah (incest) antara ayah dan menantu dalam kitab suci…!?....Nabi sulaiman (Salomo) rakus wanita, sehingga tidak taat kepada Tuhan karena lebih mencintai 700 istri dan menyimpan 300 gundik (1 Raja-raja 11:3). Nabi Harun mengajak umatnya untuk membuat dan menyembah patung emas (keluaran 32:2-4). Yesaya berjalan telanjang selama 3 tahun (Yesaya 20:1-6). Kisah Simson dan seksualnya: a. Simson (Inggris Samson) menaksir cewek dari Filistin yang tidak bersunat (Hakim 14:1-3). b. Untuk melepaskan lelah Simson ngeseks dengan pelacur jalanan di Gaza (Hakim 16:1). Ketika Ishak sedang bercumbu dengan istrinya, Raja Abimelek mengintipnya dari jendela (Kejadian 28:8). Anak-anak Eli ngeseks di depan kemah pertemuan (1 Samuel 2:22). Orang Lewi pesta seks memperkosa istri semalam suntuk (Hakim-hakim 19:25). Nama-nama pezina tersebut tercatat sebagai leluhur Yesus dan diabadikan dalam daftar silsilah Yesus (matius 1:1-17 dan Lukas 3:23-38). Minimal ada 7 orang pezinah dan pelacur dalam daftar silsilah yesus antara lain: Daud (matius 1:1, bdk Roma 1:1-3), Yakub (Matius 1:2), Yehuda dan Tamar (Matius 1:3), Rahab (Matius 1:5), Salomo (Matius 1:6) dan Nuh (Lukas 3:36). Maka menurut ayat tersebut Yesus adalah anak cucu orang yang berbuat jahat terkena ancaman nas: “Anak cucu orang yang berbuat jahat tidak akan disebut-sebut untuk selama-lamanya”. (Yesaya 14:20). Menuding Yesus sebagai keturunan para pezinah adalah pelecehan ayat manusiawi Alkitab kepada Yesus. Sebab ayat-ayat Ilahi dalam Alkitab mengecam keras berbagai tindak pemerkosaan dan skandal seks (Imamat 20:10, Imamat 18:6-20, Ulangan 22:22, Ulangan 23:2, Ulangan 27:20).”
Apa yang dapat kita komentari atas tulisan Molyadi di atas?
a. Tulisan (terutama gaya pembahasaan) yang dikemukakan oleh Molyadi di atas mengesankan dan menggelitik. Ia piawai dalam memainkan kata untuk meyakinkan dan serentak menipu para pembacanya bahwa Alkitab itu bukan Sabda Allah. Hal itu mungkin dipicu oleh kebenciannya yang meluap-luaup terhadap Pendeta Muhammad Nurdin (seorang yang dia sebut sebagai Murtadin=orang yang murtad dari Islam) “pakar” pembela Kristen.
b. Molyadi banyak mengaburkan fakta. Dengan kata lain, Molyadi tidak lebih dari sekadar mengungkapkan kebenciannya terhadap Alkitab daripada mengungkap kebenaran Alkitab. Lebih celaka lagi, Molyadi ketagihan membohongi umat Muslim sebagai sasaran pembaca bukunya. Contoh bentuk pengaburan fakta: Menurut Molyadi: “Yesus dinubuatkan sebagai orang durhaka (Markus 15:28), padahal teks aslinya berbunyi: “Ia akan terhitung di antara orang-orang durhaka (Markus 15:28, lih Yesaya 53:12). Jadi, yang benar adalah Yesus terhitung diantara orang-orang durhaka, bukan dinubuatkan sebagai orang durhaka. Yesus terhitung di antara orang durhaka agar orang-orang durhaka itu diselamatkan. Jika anda berada di antara orang-orang durhaka di penjara, itu tidak berarti anda juga orang durhaka yang dipenjarakan, tetapi penting anda berada di sana agar mereka dapat dididik dan diselamatkan dari kesulitan mereka. Barangkali Molyadi mau membela bahwa Yesus tidak dinubuatkan sebagai orang durhaka. Masalahnya: memangnya siapa yang menubuatkan Yesus sebagai orang durhaka? Yang menubuatkan Yesus sebagai orang durhaka bukan Alkitab, tetapi Molyadi sendiri.
c. Jika benar bahwa Kitab Suci (entah milik agama apa pun) sejatinya mengatur perilaku manusia terhadap Allah dan ciptaanNya, maka amat masuk akallah Kitab Suci tersebut berbicara tentang perilaku manusia apa adanya. Kitab Suci dituntut untuk memberi laporan: “Siapa dan bagaimana manusia yang sedang dalam peziarahannya ini di hadapan Allah. Kitab suci juga harus memberitahu kita, apa saja yang dilakukan oleh Allah terhadap kondisi, situasi, tindak-tanduk dan pengalaman manusia ciptaanNya. Kita perlu tahu bagaimana Allah berkehendak atas ciptaanNya. Pada gilirannya, kita tidak butuh Allah yang hanya mencintai orang-orang yang mencintai Dia, Allah yang pamrih. Kita harus tahu apa tindakan Allah terhadap ke-7 pezinah yang disebut oleh Molyadi tadi. TindakanNya terhadap mereka mengarahkan kita pada suatu penilaian: Allah Pengampun dan Berbelaskasih, ATAU Allah Pendendam dan Pembenci. Dari tindakanNyalah baru kita memilih: mengikuti Allah yang demikian atau Allah yang lain. Karena itu, kita perlu mengenal Allah yang dipahami oleh semua pemeluk masing-masing agama.”
d. Kalau kondisi anda saat ini adalah manusia pendosa, atau orang yang lahir dari :
“Keturunan pelacur, peminum minuman keras, pencuri dan perampok, rempuan yang berzinah, mabuk-mabukan, minum anggur sampai teler, anak hasil pemerkosaan, anak hasil dari hubungan incest, orang yang melakukan skandal seks, seorang yang suka mengintip istri orang yang sedang mandi hingga terangsang untuk melakukan oral seks dengannya, seorang penipu ulung, seorang penipu anak kandung, atau seorang yang kerap ditipu/ditindas, pernah melacur dan ngeseks dengan menantu atau mertua, pernah menjadi umapn seks (dijual oleh germo, gigolo), seorang yang rakus wanita, seorang yang memiliki gundik, memiliki istri atau suami simpanan, pernah ngeseks dengan menantu sendiri, seorang yang pernah membuat dan menyembah patung emas (menjagokan dukun, tukang ramal, nujum dll), pernah menaksir cewek/cowok tak bersunat, ngeseks dengan pelacur di jalanan, pernah bercumbu dengan suami atau istri orang (selingkuh), suka mengintip aurat cewek atau cowok (suka nonton film porno/jorok), pernah memperkosa/diperkosa, anak cucu dari orang yang berbuat jahat.
Kami pastikan tanpa ragu, TUHAN Alkitab mencintai dan berkehendak menyelamatkan Anda. Lihatlah Yakub yang penipu, tetapi diberkati oleh Tuhan. Yakub diampuni. Pandanglah Daud yang membunuh dan mengambil istri bawahannya, diampuni oleh Allah. Renungkanlah bagaimana Yesus membebaskan seorang pelacur dari jerat hukum Allah. Pendeknya, kisah dalam Alkitab yang dipandang secara negatif oleh orang-orang yang anti Alkitab mengandung dan menyampaikan berita kelepasan, kelegaan, pembebasan, pengampunan dan keselamatan bagi anda saat ini. Dari ceritera-ceritera Alkitab mengenai “kelemahan dan keberdosaan manusia” Anda akan tahu benar bahwa Allah orang Kristen adalah Maha Pengampun dan Penyayang, Panjang Sabar dan penuh belaskasihanNya. Anda ingin mendengar kehendak Allah terhadap para pendosa berat? Inilah firmanNya:
Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda! Marilah, baiklah kita berperkara! --firman TUHAN--Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.Jika kamu menurut dan mau mendengar, maka kamu akan memakan hasil baik dari negeri itu. Tetapi jika kamu melawan dan memberontak, maka kamu akan dimakan oleh pedang. Sungguh, TUHAN yang mengucapkannya. (Yesaya 1:16-20)
e. Alkitab menceriterakan kejahatan perilaku para nabi, keberdosaan leluhur Yesus, kejahatan-kejahatan umat manusia pada umumnya, tetapi untuk situasi itulah Allah menjadi manusia. Ia tidak mengabaikan pendosa, tetapi mengingatnya dan menyelamatkannya. “Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat." (Lukas 31-32) Allah memakai pendosa untuk menyampikan pesanNya karena Ia mampu dan mau mengampuni mereka. Allah hadir dalam realitas kemanusiaan kita. Alkitab tidak menutup-nutupi kejahatan manusia, tetapi dibuka, disingkap dan dinyatakan supaya juga kita tahu, kita dapat melihat Belaskasih Allah, KemaharahimanNya, bahwa manusia amat berharga di hatiNya. Tetapi jika anda tidak mau bertobat, itu sama artinya anda menolak tawaran keselamatan yang datangnya dari Allah. Allah bukanlah Allah yang pendendam, Allah meminta anda untuk tunduk buta kepadaNya, Allah yang hanya meminta anda untuk menyembahNya. Ia tidak mau membenani anda dengan ritus-ritus peribadatan yang ribet, puasa palsu (tidak makan dan tidak minum sampai lemah-lunglai) dan doa yang berteriak-teriak dari atap bubungan rumah ibadat, Allah yang membenci pendosa, Allah yang menyuruh anda membunuh orang-orang kafir, Allah yang haus darah. Allah Alkitab adalah Allah yang menyayangi semua saja yang disebut ciptaanNya, Penyayang kehidupan. Allah Alkitab tidak menghendaki kulit khatan manusia dipotong sebab Dialah yang menciptakannya, tetapi Ia ingin ketegaran hati umatNya dipotong, hati umatNya dibaharui oleh Roh Kudus.
f. Molyadi memaksakan buah pikiran dan keyakinannya ke dalam Alkitab. Karena tak ada satu pun yang cocok dengan Alkitab, atau tepatnya pikiran Molyadi seluruhnya ditentang oleh Alkitab, maka jalan yang terbaik baginya adalah menuduh bahwa Alkitab dan kekristenan salah semuanya.
Sebagai pembanding, mari kita lihat sikap dan kehendak Allah Alquran terhadap orang berdosa.
@ QS [2.6] Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman. [2.7] Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.
@ QS [2.90] Alangkah buruknya (perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri dengan kekafiran kepada apa yang telah diturunkan Allah, karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Karena itu mereka mendapat murka sesudah (mendapat) kemurkaan. Dan untuk orang-orang kafir siksaan yang menghinakan.
@ QS [2.276] Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.


@ QS [3.32] Katakanlah: "Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir".
@ QS [3.141] dan agar Allah membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan orang-orang yang kafir.

@ QS [42.40] Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka Barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang lalim.

Orang yang dicintai oleh Allah Alquran
@ QS [2.222] Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: "Haid itu adalah kotoran". Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang tobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.
@ QS [3.31] Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
@ QS [5.13] (Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuk mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merobah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkanlah mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
@ QS [5.57] Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi Kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman.

QS [9.108] Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya mesjid yang didirikan atas dasar takwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu bersembahyang di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih.
@ QS [49.9] Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.
@ QS [60.8] Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.

@ QS [61.4] Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.


e. Ayat Irasional?
Banyak orang modern mengatakan bahwa Alkitab mengandung banyak teks yang irasional (tidak masuk akal) dan karena itu Alkitab pasti bukan dari Allah. Sebagai contoh, mari kita baca pernyataan saudara Molyadi berikut ini:
“AYAT IRASIONAL (TIDAK MASUK AKAL). Tuhan berfirman di dalam hati? (Kejadian 8:21). Jika Tuhan berfirman dalam hatiNya tanpa diucapkan, dari mana penulis Alkitab tahu kata hati Tuhan?”.
Jawaban atas pertanyaan saudara Molyadi: dari Roh Kudus. Ingat, pengarang Alkitab adalah serentak Allah dan Manusia. Sifat Alkitab, karenanya, adalah ilahi serentak isani. Ini persis sama dengan doktrin Kristen tentang Yesus: serentak Allah dan Manusia. Ini perbedaan lain lagi antara iman Kristen dengan agama mana pun di dunia ini. Dan hal itu masuk akal. Selanjutnya, Molyadi menulis:
“Anak lebih tua daripada ayahnya. a. Yoram berusia 32 tahun ketika naik tahta jadi Raja dan memerintah Yerusalem selama 8 tahun, lalu meninggal pada usia 40 tahun (2 Tawarikh 21:5, 20). b. Setelah Yoram meninggal, dia digantikan Ahazia, anaknya pada usia 42 tahun. Jadi, Ahazia lebih tua 2 tahun daripada ayahnya. aneh bin ajaib, anak lebih tua daripada ayahnya.”
Secara sepintas, kritik di atas masuk akal. Namun sebenarnya karena ketidak mengertian saja. Kita tahu, sesudah raja Salomo meninggal tahun 930, kerajaan yang dibentuk Daud dengan susah payah, terpecah menjadi dua kerajaan besar yakni Kerajaan Selatan (Yehuda) dengan ibu kota Yerusalem dan Kerajaan Utara (Israel) dengan ibu kota Samaria. Di Selatan, keturunan Daud otomatis menjadi raja, sedangkan di Utara tidak ada dinasti yang tetap dan sama. Kisah 1-2Tawarik tidak dapat berdiri sendiri tanpa kita membaca juga 1-2 Raja-raja. Apa sebenarnya yang terjadi? Kalimat dalam 2 Tawarikh memang mengesankan bahwa Ahazia adalah anak Yoram. Tetapi sebenarnya, Ahazia dan Yoram adalah anak dari Ahab (1 Raja-raja 22:52, 2 Raja-raja 3:1, 2Tawarik 22:7), lagi pula anak-anak Yosaphat hanyalah Azarya, Yehiel, Zakharia, Azariahu, Mikhael, dan Sefaca (2 Tawarikh 21:2). Kalimat “. …Dengan demikian Ahazia, anak Yoram raja Yehuda, menjadi raja” (2Tawarikh 22:1), hanya mau menandaskan bahwa Ahazia disebut anak Yoram semata-mata karena telah diangkat oleh penduduk Yerusalem menduduki kursi kerajaan Yehuda mengganti raja sebelumnya yakni Yoram. Ahazia menjadi “anak” Raja sebelumnya. Istilah “anak” hanya berarti “meneruskan, melanjutkan”. Ahazia meneruskan, melanjutkan pemerintahan raja sebelumnya. Jadi, bukan dalam pengertian anak sedarah, sekandung. Jadi, kita tahu bahwa antara Yoram dan Ahazia berselisih usia 2 tahun. Analisis saudara Molyadi di atas hanya mau menegaskan bahwa Ahazia lahir lebih dahulu 2 tahun daripada Yoram.

f. Ayat-ayat yang Mustahil Dipraktikkan?
Kita akan membahas 2 hal (sebagai contoh saja) yang dikemukakan oleh Molyadi, yang menurut dia adalah ayat-ayat yang mustahil dipraktikkan:
“Hukum pemerkosaan: Seorang pria apabila memperkosa gadis harus dikawinkan dengan gadis yang diperkosanya (Ulangan 22:28-29). Hukum ini tidak adil, karena hanya menguntungkan para pemerkosa gadis serta menindas kehormatan dan masa depan wanita. Ayat ini hanya sesuai dan disukai oleh para preman, penjahat, dukun cabul dan orang-orang berotak mesum”.

Baiklah kita baca seluruh teks yang dirujuk:

“Apabila seseorang bertemu dengan seorang gadis, yang masih perawan dan belum bertunangan, memaksa gadis itu tidur dengan dia, dan keduanya kedapatan-- maka haruslah laki-laki yang sudah tidur dengan gadis itu memberikan lima puluh syikal perak kepada ayah gadis itu, dan gadis itu haruslah menjadi isterinya, sebab laki-laki itu telah memperkosa dia; selama hidupnya tidak boleh laki-laki itu menyuruh dia pergi. (Ulangan 22:28-29).

Teks-teks seperti ini tidak boleh dimengerti sekenanya saja. Seolah-olah hukum perkawinan Alkitabiah hanya Ulangan 22:28-29 tetapi harus dipahami dalam koridor keseluruhan pengajaran Alkitab. Teks Ulangan 22:13-29 berbicara mengenai peraturan perkawinan dengan pengungkapan seks manusiawi. Orang zaman dulu tidak menganggap seks sebagai sesuatu yang buruk yang harus diwaspadai dan dikendalikan dengan hati-hati, atau malahan ditekan. Tetapi mereka juga menyadari bahwa seks mempunyai implikasi yang luas bagi seluruh masyarakat. Ulangan 22:28-29 merupakan upaya maksimal pada zaman itu untuk melindungi hak kaum perempuan, tetapi dengan cari lain dari zaman modern sekarang ini. Muncul pertanyaan: bukanlah firman Allah berlaku sepanjang zaman, artinya teks Ulangan 22:28-29 juga berlaku sekarang? Tetap berlaku sebab inti pesanya adalah “melindungi hak kaum perempuan dan hukuman bagi pelaku kejahatan”. Bentuk perlindungan itu tentu tidak lagi dengan cara “harus kawin dan membayar 50 syikal perak kepada ayah korban” tetapi bisa dengan cara lain”.

Jadi, Alkitab tidak mengandung ayat-ayat yang tidak dapat dipraktikkan. Namun perlu dipahami bahwa Alkitab memiliki logikanya sendiri dalam menyampaikan kebenaran. Dan manusia yang mendengar ajaran tersebut wajib hukumnya mengikuti cara berpikir Alkitabiah.



g. Testing Iman yang Mustahil?


“Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." (Markus 16:17-18)

“Ia berkata kepada mereka: "Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, --maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu”. (Matius 17:20)

Untuk teks Markus, Molyadi menyampaikan keberatannya sebagai berikut:

“Itulah pertanda keimanan Kristen dalam Alkitab. Adakah orang Kristen yang berani membuktikan imannya dengan minum racun dan memegang ular berbisa? Adakah orang Kristen yang bisa berbahasa asing, tanpa belajar, kuliah atau kursus bahasa? Adakah orang Kristen, baik pendeta atapun pastor yang menyembuhkan jemaatnya dengan tumpang tangan? Jika mereka bisa sembuhkan pasien dengan tumpang tangan, seharusnya rumah sakit Kristen ditutup saja. Jika orang Kristen tidak ada yang mampu membuktikan lima mukjizat iman seperti jaminan Alkitab, maka berarti keimanan mereka patut diragukan. Jika semua orang Kristen tidak bisa melakukan mukjizat sebagaimana janji Alkitab, maka patut dipertanyakan adalah Alkitab”.

Bagi saya, kritik atau pertanyaan Molyadi di atas merupakan tanda-tanda: Pertama, tanda ketidaktahuan, atau tidak mau tahu dari Molyadi saja. Terlalu banyak fakta dalam sejarah, yang membuktikan bahwa perkataan Yesus itu benar, atau testing iman itu akurat.

a. Mengusir setan-setan demi nama Yesus (Kisah Para Rasul 8:5-7)
b. Berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru (Kisah Para rasul 2:4)
c. Mereka akan memegang ular (minum racun maut) tidak akan mendapat celaka (Kisah 28:4-5)
d. Mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh (Kisah Para Rasul 28:8-9)

Kedua, tanda-tanda yang menyertai kaum beriman Kristiani, bukanlah melulu hal-hal fisik material, tetapi juga spiritual sifatnya. Setan tidak hanya menyangkut roh jahat, tetapi juga tindakan-tinduk buruk, atau orang-orang yang menolak berita Injil. Semua orang Kristen telah dilengkapi dengan kemampuan untuk mengusir setan jenis itu. Bacalah teks Kisah Para Rasul 13:9-12 berikut ini:

Tetapi Saulus, juga disebut Paulus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap dia, dan berkata: "Hai anak Iblis, engkau penuh dengan rupa-rupa tipu muslihat dan kejahatan, engkau musuh segala kebenaran, tidakkah engkau akan berhenti membelokkan Jalan Tuhan yang lurus itu? Sekarang, lihatlah, tangan Tuhan datang menimpa engkau, dan engkau menjadi buta, beberapa hari lamanya engkau tidak dapat melihat matahari." Dan seketika itu juga orang itu merasa diliputi kabut dan gelap, dan sambil meraba-raba ia harus mencari orang untuk menuntun dia. Melihat apa yang telah terjadi itu, percayalah gubernur itu; ia takjub oleh ajaran Tuhan.

Untuk teks Matius, Molyadi menyampaikan keberatannya sebagai berikut:

Menurut Yesus dalam Alkitab, tak ada hal yang mustahil bagi orang yang memiliki iman. Bahkan dengan iman sebesar biji sesawi saja, orang bisa menuruh gunung supaya pindah ke tempat lain. Sepanjang sejarah, adakah orang Kristen baik pendeta maupun pastor yang mampu memindahkan gunung dengan imannya. Akrena orang Kristen tak ada yang bisa membuktikan ayat tersbut, maka keimanan orang Kristen patut dipertanyakan, atau Alkitab yang diragukan keabsahannya.

Ketika kali pertama saya membaca tantangan dari Molyadi ini, saya merasa gembira. Gembira karena pada suatu kesempatan Yesus pernah berkata:

Lalu Ia menjawab: "Kepadamu [para murid Yesus] diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang lain [orang-orang yang tidak percaya kepada Yesus] hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti. (Lukas 8:10)

Bagaimana bisa, perkataan Yesus ribuan tahun yang lalu, masih tetap aktual hingga hari ini. Orang-orang yang tidak percaya kepada Yesus tidak diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah. Tetapi bagi orang Kristen, setiap perkataan Yesus, baik yang langsung maupun melalui perumpamaan, dapat memahaminya karena memang mereka diberi karunia untuk mengetahui.

Pertama, “Iman sebesar biji sesawi dapat memindahkan gunung”, adalah kiasan bahwa iman yang kecil memiliki efek yang spektakuler dan dramatis. Iman yang kecil mendatangkan rahmat yang besar. Iman yang kecil pun diperhitungkan oleh Tuhan.

Kedua, Alkitab kerapkali memakai kata “gunung” untuk melukiskan Tahta Allah.
"Maka kamu akan mengetahui bahwa Aku, TUHAN, adalah Allahmu, yang diam di Sion, gunung-Ku yang kudus. Dan Yerusalem akan menjadi kudus, dan orang-orang luar tidak akan melintasinya lagi. (Yoel 3:17, lihat juga Zakharia 8:3)

Di sana terdapat sukacita dan penyelamatan sebab Allah sendiri hadir. Dimana Allah hadir, di sana terdapat KerajaanNya. Iman sebesar biji sesawi dapat menghadirkan Kerajaan Allah itu: penyembuhan, penyucian dosa, kasih, damai, keadilan dan sukacita keselamatan.

Ketiga, gunung juga menggambarkan dosa yang banyak.

“Maka datanglah Yohanes ke seluruh daerah Yordan dan menyerukan: "Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu, seperti ada tertulis dalam kitab nubuat-nubuat Yesaya: Ada suara yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya. Setiap lembah akan ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan, dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan." (Lukas 3:3-6).

Iman yang kecil, sederhana dapat memindahkan, menghancurkan, menghapus dosa.

Keempat, “gunung” juga menggambarkan Allah yang kuat dan perkasa. Bacalah teks-teks berikut ini:

“Walaupun pemanah-pemanah telah mengusiknya, memanahnya dan menyerbunya, namun panahnya tetap kokoh dan lengan tangannya tinggal liat, oleh pertolongan Yang Mahakuat pelindung Yakub, oleh sebab gembalanya Gunung Batu Israel, oleh Allah ayahmu yang akan menolong engkau, dan oleh Allah Yang Mahakuasa, yang akan memberkati engkau dengan berkat dari langit di atas, dengan berkat samudera raya yang letaknya di bawah, dengan berkat buah dada dan kandungan. (Kejadian 49:23-25)

“Sebab nama TUHAN akan kuserukan: Berilah hormat kepada Allah kita, Gunung Batu, yang pekerjaan-Nya sempurna, karena segala jalan-Nya adil, Allah yang setia, dengan tiada kecurangan, adil dan benar Dia.” (Ulangan 32:3-4)

“Dari Daud. Terpujilah TUHAN, gunung batuku, yang mengajar tanganku untuk bertempur, dan jari-jariku untuk berperang; yang menjadi tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, kota bentengku dan penyelamatku, perisaiku dan tempat aku berlindung, yang menundukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasaku! (Mazmur 144:1-2)

“Percayalah kepada TUHAN selama-lamanya, sebab TUHAN ALLAH adalah gunung batu yang kekal. “ (Yesaya 26:4)

Iman yang kecil dan sederhana menghadirkan Allah dengan pertolongan, berkat, pekerjaan, keadilan, kesetiaan dan penyelamatan Allah. Percayalah kepada TUHAN selama-lamanya, sebab TUHAN ALLAH adalah gunung batu yang kekal. Iman membuat Allah yang transenden menjadi imanen, Allah yang jauh menjadi dekat, Allah yang tak terjangkau menjadi terhampiri, Allah yang setiap saat menyertai anak-anakNya. Jadi, testing iman yang dikemukakan Alkitab (kalau mau dikatakan demikian) bukanlah hal yang mustahil tetapi konkrit, real. Tetapi bagi orang-orang, semisal Molyadi, memang mustahil. Rahmat Tuhan tidak bekerja pada orang yang tegar-tengkuk dan hati keras.



h. Ayat-ayat Takhayul?

Takhayul adalah sesuatu yang hanya ada dalam khayalan belaka, atau kepercayaan kepada sesuatu yang dianggap ada, tetapi sebenarnya tidak ada, atau dianggap sakti, tetapi sebenarnya tidak. Sementara mitos adalah ceritera suatu bangsa tentang dewa dan pahlawan zaman dahulu, yang mengandung penafsiran tentang asal usul semesta alam, manusia dan bangsa itu sendiri, yang mengandung arti mendalam yang diungkapkan dengan cara gaib. Ada dua pasal dalam Alkitab yang dikomentari oleh Molyadi sebagai teks takhayul yakni Hakim-hakim 15 dan 16. Molyadi menulis:

“Ceritera ini adalah ceritera takhayul (mistik) yang biasanya berkembang di masyarakat primitive. Ternyata ceritera takhayul dalam Alkitab manusiawi tidak beda dengan mitos masyarakat kuno”.

Salah satu keunggulan dari sekian keunggulan Alkitab dibanding dengan Kitab Suci agama mana pun di dunia ini ialah isinya yang menceriterakan tentang kehidupan manusiawi kita. Para pengarang suci Alkitab memanfaatkan pelbagai bentuk sastra yang ada pada zamannya untuk menyampaikan pesan Allah. Hal itu masuk akal. Pengarang tidak mungkin memakai bahasa Allah sebab Allah tidak hanya mengenal satu bahasa saja. Lagi pula Allah menciptakan semua itu untuk memudahkan manusia mengenal dirinya dan Tuhannya. Adalah pengerdilan (dan tidak masuk akal) kalau Allah hanya mengenal satu bahasa dan hanya mengerti satu bentuk sastra saja. Tidak penting bahwa semua data yang terkandung dalam Alkitab adalah data sejarah dalam pengertian manusiawi, sejarah dalam arti modern dan dalam ketatabahasaan kita. Alkitab memiliki logika sejarahnya sendiri. Tidak penting juga apakah ceritera Simson dan Delilah sebuah mitos, takhayul atau tidak. Tujuan pengarang ialah membuktikan bagaimana Allah turut serta dalam sejarah umat pilihanNya, ambil bagian dalam upaya pembebasan bangsa kesayanganNya dari penindasan orang-orang Filistin (Palestina). Allah melakukan hal itu melalui Simson.

Jika kita mengikuti definisi takhayul di atas tadi, maka dalam arti tertentu dapat kita katakan bahwa kisah Simson adalah sebuah takhayul sebab banyak orang menganggap bahwa kekuatan Simson berasal dari dirinya, padahal sebenarnya tidak. Banyak juga orang menganggap bahwa Simson adalah seorang pahlawan bagi bangsanya, bahkan seorang dewa yang gagah perkasa, padahal sesungguhnya tidak demikian. Segala sesuatu yang dimiliki oleh Simson, kekuatan dan keperkasaannya berasal dari Allah semata. Hal itu diakui juga oleh Molyadi:

“Diceriterakan dalam kita Hakim-hakim 16:1-22 bahwa Samson memiliki beberapa mukjizat: 1) Mampu menangkap hidup-hidup tiga ratus ekor anjing hutan (Hakim-hakim 15:5), 2)Sanggup memukul mati seribu orang dengan sebatang tulang (Hakim-hakim 15:15), 3)Bisa mencabut daun pintu gerbang kota beserta kedua tiang pintu dan semua palangnya, lalu semuanya diletakkan di atas bahunya dan dipindahkan ke puncak gunung (Hakim-hakim 16:3) dan lain-lain.

Selain pengakuan itu, Molyadi tidak lupa mencemooh Simson tanpa rasa bersalah. Namun semua apa yang dikatakan Molyadi menggambarkan watak pribadinya, yang barangkali juga sesuai dan anjuran agamanya sendiri. Karena itu, Molyadi tidak perlu dipersalahkan di tempat dan oleh pengadilan manapun dimuka bumi ini. Molyadi selanjutnya menulis:

“Tetapi sayangnya Simson dalam Alkitab jatuh cinta kepada seorang pelacur (wanita sundal) yang bernama Delilah. Maka Delilah disewa oleh raja Filistin dengan bayaran 1.100 uang perak untuk mencari rahasia kesaktian Samson.Di atas pangkuan pelacur Delilah, Samson yang tengah hanyut dimabuk asmara akhirnya tergoda oleh bujuk rayu pelacur, sehingga membuka rahasia kesaktiannya. Katanya, selama rambut kepalanya tidak dicukur, maka ia menjadi orang sakti. Tetapi bila rambutnya dicukur, maka seluruh kekuatannya akan musnah dan ia menjadi orang yang lemah. Ketika tertidur di atas pangkuan hangat pelacur Delilah, rambut Samson dicukur habis. Maka seketika itu musnahlah sleuruh kesaktian dan kekuatan Samson. Samson pun tak berday, kemudian kedua matanya dicungkil menjadi buta mata, lalu diikat dengan dua rantai tembaga dan dijebloskan di tahanan bawah tanah. Semua kesaktian Samson musnah seketika setelah rahasia kesaktiannya dicukur oleh seorang pelacur”.

Pembahasaan Molyadi di atas tidak semuanya benar. Ada banyak hal yang ia abaikan. Pertama, Simson adalah seorang nazir Allah sejak dari kandungan ibunya.

“Sebab engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki; kepalanya takkan kena pisau cukur, sebab sejak dari kandungan ibunya anak itu akan menjadi seorang nazir Allah dan dengan dia akan mulai penyelamatan orang Israel dari tangan orang Filistin." (Hakim-hakim 13:5)

Kedua, “rambut tidak dicukur” adalah tanda nazar sebagai seorang nazir (=nadir, pengawas, inspektur) yang mengkhususkan diri bagi Tuhan.

“Selama waktu nazarnya sebagai orang nazir janganlah pisau cukur lalu di kepalanya; sampai genap waktunya ia mengkhususkan dirinya bagi TUHAN, haruslah ia tetap kudus dan membiarkan rambutnya tumbuh panjang. Selama waktunya ia mengkhususkan dirinya bagi TUHAN, janganlah ia dekat kepada mayat orang (Bilangan 6:5-6).

Akibatnya, nyata bagi Simson:

Setelah ia sampai ke Lehi dan orang-orang Filistin mendatangi dia dengan bersorak-sorak, maka berkuasalah Roh TUHAN atas dia [Simson] dan tali-tali pada tangannya menjadi seperti batang rami yang telah habis dimakan api dan segala pengikatnya hancur tanggal dari tangannya. Kemudian ia menemui sebuah tulang rahang keledai yang masih baru, diulurkannya tangannya, dipungutnya dan dipukulnya mati seribu orang dengan tulang itu. Berkatalah Simson: "Dengan rahang keledai bangsa keledai itu kuhajar, dengan rahang keledai seribu orang kupukul." (Hakim-hakim 15:14-16)


Kedua teks yang baru saja dikutip [Bilangan 6:5-6 dan Hakim-hakim 15:14-16] membuktikan bahwa kehebatan Simson berasal dari kuasa Roh Allah dan bukan takhyul atau mitos belaka. Hal itu juga dibuktikan bahwa setelah Simson mengingkari nazarnya (tidak setia lagi pada Tuhan) dengan rambutnya dicukur, Tuhan meninggalkan dia:

Lalu berserulah perempuan itu: "Orang Filistin menyergap engkau, Simson!" Maka terjagalah ia dari tidurnya serta katanya: "Seperti yang sudah-sudah, aku akan bebas dan akan meronta lepas." Tetapi tidaklah diketahuinya, bahwa TUHAN telah meninggalkan dia. Orang Filistin itu menangkap dia, mencungkil kedua matanya dan membawanya ke Gaza. Di situ ia dibelenggu dengan dua rantai tembaga dan pekerjaannya di penjara ialah menggiling. (Hakim-hakim 16:20-21)

Sebuah catatan kecil saja. Delila bukanlah seorang pelacur. Alkitab tidak memberi informasi bahwa dia seorang pelacur. Yang benar adalah seorang upahan. Delila dipakai oleh orang Filistin untuk menjatuhkan Simson. Kalaupun Delila adalah seorang pelacur, apakah itu membuktikan bahwa para perempuan Filistin (Palestina sekarang), yang menurut Simson sebagai bangsa Keledai, memang gemar melacurkan diri kepada orang-orang Yahudi?.

Kesimpulannya, tidak cukup bukti untuk menyatakan bahwa kisah Simson dalam Hakim-hakim 15 dan 16 adalah kisah takhyul, atau hanya sebuah mitos saja.


i. Ayat-ayat Dusta?

Molyadi mengutip sejumlah teks Alkitab untuk mendiskreditkan Paulus dan Alkitab. Dari antaranya adalah Roma 3:7, Roma 5:20, 1Korintus 9:20-22, 2Korintus 12:16. Dengan mengacu pada 2Korintus 12:16, Molyadi memberi komentar:

“Kata lain tipu daya adalah tipu muslihat, atau akal bulus. Tetapi citra negatif Paulus yang licik…berubah total setelah penerbit Alkitab Indonesia menambahkan kata “kamu katakana” dalam ayat tersebut: “Baiklah, aku sendiri tidak merupakan suatu beban bagi kamu, tetapi –kamu katakana- dalam kelicikanku aku telah menjerat kamu dengan tipu daya” (2Korintus 12:16, Alkitab Terjemahan Baru)”

Kita perlu membaca teks tersebut sesuai dengan maksud dan konteksnya. Paulus menyampaikan sejumlah hal yang penting kepada Jemaat di Korintus bahwa untuk sementara Paulus mengedepankan Jemaat Korintus dibandingkan dengan Jemaat-jemaat lainnya. Paulus juga tidak menjadi beban bagi Jemaat Korintus. Paulus bahkan sudah tiga kali bersiap-siap untuk mengunjungi Jemaat Korintus dan tidak akan menjadi beban bagi mereka. Paulus tidak menginginkan harta benda Jemaat Korintus, tetapi Jemaat itu sendiri. Paulus sadar bahwa bukan Jemaat yang harus memberi dia makanan dan minuman, atau keperluan lainnya, tetapi sebaliknya Pauluslah yang harus memperhatikan kebutuhan Jemaatnya. Itulah sebabnya Paulus suka mengorbankan segala miliknya dan bahkan mengorbankan dirinya untuk Jemaatnya. Walaupun demikian, ternyata Paulus merasa bahwa dirinya kurang diperhatikan dan dikasihi oleh Jemaat Korintus.

“Karena itu aku suka mengorbankan milikku, bahkan mengorbankan diriku untuk kamu. Jadi jika aku sangat mengasihi kamu, masakan aku semakin kurang dikasihi? (2Korintus 12:15).

Marilah kita berhikmat.! Kalau Anda mengatakan bahwa apa yang dikatakan oleh Paulus dalam 2 Korintus 12:16 adalah benar, maka Anda seharusnya juga menerima segala sesuatu yang dikatakan oleh Paulus dalam ayat-ayat lainnya adalah benar, bahwa Paulus bukan pendusta (Roma 9:1, 2 Korintus 11:31, Galatia 1:20, 1Timotius 2:7). Anda dihadapkan pada dua kenyataan yang berbeda. Apakah Paulus seorang pendusta, atau bukan pendusta.? Kalau ternyata bahwa Anda memilih opsi Paulus adalah Pendusta, dan oleh karenanya, maka apa yang dikatakan Paulus dalam Roma 9:1, 2 Korintus 11:31, Galatia 1:20, 1Timotius 2:7 adalah juga tidak benar. Hal itu berarti bahwa tidak ada jaminan bagi Anda untuk menerima bahwa perkataan Paulus dalam 2 Korintus 12:16 adalah benar. Artinya, tidak benar melalui 2 Korintus 12:16 Paulus menyatakan dirinya sebagai seorang penipu daya, atau seorang yang licik. Pikirkanlah itu dengan baik sebelum anda terlalu jauh memfitnah Paulus, yang akhirnya menghancurkan keselamatan jiwa anda sendiri.

Lalu, bagaimana kita memahami dan menempatkan teks 2Korintus 12:16?

Baiklah, aku sendiri tidak merupakan suatu beban bagi kamu, tetapi--kamu katakan--dalam kelicikanku aku telah menjerat kamu dengan tipu daya.

Konteks dekatnya (teks 2 Korintus 12:15) menegaskan bahwa Paulus suka mengorbankan miliknya, bahkan dirinya karena sangat mengasihi Jemaat Korintus, maka MUSTAHIL dia berdusta terhadap orang yang sangat ia kasihi. Hal itu didukung oleh pertanyaan retoris yang ia ajukan:

Jadi pernahkah aku mengambil untung dari pada kamu oleh seorang dari antara mereka, yang kuutus kepada kamu? (2Korintus 12:16).

Jika anda menuduh Paulus adalah seorang penipu, pendusta, maka anda terlebih dahulu memberikan jawaban atas pertanyaannya. Ingat penipu/pendusta adalah orang yang mengucapkan perkataan, atau melakukan tindakan yang tidak jujur dengan maksud mencari untung. Keuntungan apakah yang diperoleh Paulus dari penipuannya terhadap Jemaat di Korintus? Jawaban atas pertanyaan itu tidak boleh diambil dari luar konteks perkataan Paulus yakni Jemaat Korintus. Kami pastikan, anda tidak akan menemukan jawabannya. Paulus tidak menipu Jemaat Korintus. Dia bukan penipu daya sebagaimana dituduhkan oleh banyak kalangan yang anti Paulus.

Apa yang dapat kita rasakan dari perkataan Paulus dalam ayat 16 adalah bahwa dia dituduh mencari untung: harta entah berupa uang, atau harta benda lainnya (2Korintus 12:14).


i. Ramalan Meleset Tak Terjadi?

Banyak kalangan, terutama semua orang yang anti Alkitab dan yang setengah percaya padanya mengatakan bahwa “Alkitab mengandung ayat-ayat ilahi (maksud Allah) dan ayat-ayat palsu/terkorup”. Anehnya, pada saat yang sama si anti Alkitab tadi dapat menjilat ludahnya sendiri. Jika ada ayat Alkitab yang diduganya mendukung akidah agamanya, maka ia katakan bahwa ayat itu bersifat ilahi (berasal dari Allah), tetapi ketika ia berhadapan dengan teks-teks Alkitab yang menentang aqidah agamanya, maka ia berkata: “ayat-ayat itu palsu/terkorup”. Ia dapat menjilat kembali ludahnya, sebab ia memiliki alasan bahwa di dalam ludahnya mengandung obat. Prinsip seperti itu tidak benar.

Kalau ada pernyataan: “ada ramalan dalam Alkitab yang tidak terjadi”, maka perlu dipikirkan: “Terjadinya” menurut pengertian siapa dan apa?. Apakah menurut pengertian pembaca, pendengar, atau menurut dia yang menyampaikan “ramalan”?. Ini penting agar kita tidak salah sangka. Memahami maksud tulisan pengarang Alkitab adalah lebih baik daripada memaksakan pikiran sendiri ke dalam maksud pengarang Alkitab. Kami akan mengemukakan sejumlah keberatan dari Molyadi mengenai kebenaran (ramalan) dalam Alkitab:.

Pertama, Molyadi menulis:

“Paulus meramalkan kedatangan Yesus akan tiba ketika dia dan para pengikutnya masih hidup (1 Tesalonika 4:16-17). Ramalan ini meleset tak terpenuhi karena Paulus dan para pengikutnya sudah mati semuanya, tetapi Yesus belum datang menjemput mereka. Bukan Yesus yang menjemput Paulus untuk di bawa naik ke awang-awang, tetapi pedang kaisar Nero yang memenggal leher Paulus di Roma tahun 67 M”.

Mari kita lihat teks yang dikutip Molyadi secara lengkap sebagai berikut:.

Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia. Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal. Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. (1 Tesalonika 4:14-17)

Pikiran pengkritik di atas meletakkan kedatangan Kristus menurut pikirannya sendiri yakni “kedatangan Kristus HANYA dimengerti secara kronos, temporal, waktu. Kalimat “kita yang hidup, yang masih tinggal” dimengerti hanya menyangkut: “Paulus dan Jemaat Tesalonika sezamanya”, sementara kalimat “kedatangan Tuhan” dipahami sebatas: akhir zaman (manusia dan isi alam lenyap.) Pikiran seperti itu memposisikan Paulus sebagai peramal yang berdusta. Tetapi, faktanya, Paulus tidak secara spesifik menempatkan dirinya (aku Paulus) dan Jemaat Tesalonika masih hidup (temporal) ketika Tuhan datang di akhir zaman kelak. Paulus memakai ungkapan umum: “KITA yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhanl”. Artinya, bisa mengenai Paulus dan Jemaat sezamanya, tetapi juga mengenai Jemaat (Gereja) yang akan datang. Apa yang dikatakan oleh Paulus dalam 1Tesalonika 4:14-17 adalah diinspirasikan dan digerakkan oleh Roh Kudus untuk dibukukan dan diwartakan, maka tidak otomatis “hanya untuk Paulus dan Jemaat Tesalonika”, tetapi juga untuk Gereja yang masih hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan.

Kita dapat bertanya: Kalau toh, “1Tesalonika 4:14-17” maksudnya adalah orang-orang percaya menjelang dan saat Tuhan datang di akhir zaman kelak, mengapa Paulus tidak memakai kata “MEREKA”?. Hal itu disebabkan karena Paulus menyadari bahwa Kristus sudah, sedang dan akan datang. ‘Kedatangan Kristus’ dipahami tidak hanya secara kronos, temporal (akhir zaman: manusia mati dan isi alam hancur lenyap), TETAPI JUGA dipahami secara metasisik-spiritual, cairos (saat berahmat: dikaruniai Roh Kudus, iman, pengharapan dan kasih). Tuhan sendiri telah turun dan datang kepada seluruh isi alam, saat teramat berahmat, dan secara unik kepada Paulus (Kisah Para Rasul 9:1-19, 22:3-16, 26:9-18), tetapi juga Tuhan yang sama akan datang, meskipun Paulus sudah meninggal.

Fakta tersebut di atas (kedatangan Tuhan sebagai akhir zaman dan saat berahmat), mendorong Paulus memberi nasihat secara praktis kepada Jemaatnya. Paulus menasihatkan agar Jemaat tidak takut menghapi maut (kematian), kapan dan dimanapun maut itu datang sebab rahmat Kristus mendahuluinya. Paulus mengingatkan bahwa manakala maut datang (artinya ada anggota Jemaat yang meninggal), Jemaat harus tetap yakin bahwa Kristus telah datang mendahului maut dan membangkitkan mereka, jauh sebelum kematian menimpa masing-masing orang, Tuhan telah datang menyatakan rahmatNya.

Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu. Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus (Efesus 4:10-12).

Selain Paulus, para murid yang lain pun telah bertemu dengan Yesus yang bangkit, tepatnya setelah mengalahkan kematian. Yesus telah turun dan datang menjumpai umat kesayanganNya (Kisah Para Rasul 1:3, 13:31, 1Korintus 15:6-8, dll), sekalipun kematian fisik temporal mereka baru terjadi jauh sesudah kedatangan Tuhan yang menampakkan diriNya.



Kedua, Molyadi menulis:

“Ramalan bahwa Kerajaan Allah akan tiba sebelum para murid Yesus selesai mengunjungi kota-kota Israel (Matius 10:23, Matius 16:28). Ramalan ini meleset jauh, sebab sampai sat ini Yesus belum juga turun datang kembali ke dunia. Padahal para murid Yesus sudah mati semua 2000 tahun yang lalu”

Konsep yang ada di benak pengkritik sbb.:

“ Kerajaan Allah adalah Yesus turun ke dunia. Yesus turun ke dunia sama dengan kiamat. Seharusnya, sebelum para murid selesai mengunjungi kota-kota Israel, Yesus sudah turun ke dunia (kiamat sudah terjadi). Faktanya, Yesus belum turun (kiamat belum terjadi), tetapi para murid sudah mati. Jadi, ramalan itu meleset jauh.”

Kekristenan, barangkali satu-satunya agama di jagat ini yang paling mudah disalah-mengerti oleh manusia yang bergama non Kristen. Tulisan Molyadi menegaskan hal itu. Ajaran suatu agama memang tidak harus mudah dipahami sebab agama berasal bukan dari manusia tetapi dari Allah sendiri. Kalau ada agama yang paling mudah dimengerti, atau ada orang yang mengklaim agamanya berasal dari Allah karena mudah dimengerti oleh manusia, pada dasarnya agama seperti itu adalah produk kecerdasan manusia. Orang bijak mengatakan: “Jika Anda mengenal Allah, maka Anda adalah Allah”. Demikian juga, jika Anda mengenal agama Kristen, maka Anda adalah pemeluknya. Terbukti bahwa apa yang ditulis oleh oleh Molyadi bukanlah pemahaman Kristen. Jadi, memang benar dia bukan orang Kristen. Apakah Kerajaan Allah sama dengan Yesus turun ke dunia (akhir zaman) sebagaimana dimengerti oleh pengkritik di atas? Sama sekali tidak melulu kedatangan Yesus di akhir zaman. Kerajaan Allah berkaitan dengan:

1. Kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. (Roma 14:17)
2. Injil (Matius 4:23, Lukas 4:43, 8:1, Kisah Para Rasul 8:12)).
3. Kuasa Roh Kudus (Matius 12:28, Markus 9:1))
4. Kuasa (I Korintus 4:20).
5. Sabda Tuhan (Markus 4)
6. Orang beruang sulit memasukinya (Markus 10:23-24)
7. Sang Bijak Tak Jauh dari Kerajaan Allah (Markus 12:34)
8. Orang miskin adaalah yang empunya (Lukas 6:20)
9. Perlu karunia dari Yesus untuk mengenal Kerajaan Allah (Lukas 8:10)
10. Kuasa Allah ( Lukas 11:20)
11. Datang tanpa tanda lahiriah (Lukas 17:20)
12. Ada diantara manusia (Lukas 17:21)
13. Syarat dapat melihat Kerajaan Allah: dilahirkan kembali (Yohanes 3:3)
14. Syarat dapat memasuki Kerajaan Allah: Dilahirkan dari air dan Roh (Yohanes 3:5)
15. Orang miskin dan orang yang dianiaya karena kebenaran adalah yang empunya (Matius 3:5.10)
16. Anak Manusia mengusir penyesat dari KerajaanNya. (matius 13:41)
17. Seumpama harta yang terpendam (Matius 13:44)
18. Seumpama pedagang yang mencari mutiara (Matius 13:45)
19. Seumpama pukat (matius 13:47)
20. Seumpama tuan rumah yang mengeluarkan hartanya (Matius 13:53)
21. Kunci Kerajaan Allah diberikan kepada Petrus (Matius 16:19)
22. Anak Manusia adalah Rajanya (matius 16:28)
23. Seumpama seorang raja yang mengadakan perhitungan dengan hambanya (Matius 18:23)
24. Seumpama gadis yang bijaksana (Matius 25:1)
25. Seumpama orang yang mempercayakan hartanya (Matius 25:14)
26. Untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara. (Kisah Para rasul 14:22)
27. Orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? (1Korintus 6:9)
28. Pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. (I Korintus 6:9)
29. Diserahkan oleh Yesus kepada Bapa (1Korintus 15:24)
30. Daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. (1Korintus 15:50)
31. Anak-anak dan orang-orang yang seperti mereka adalah orang yang empunya Kerajaan Allah. (Markus 10:14-15)
32. Orang-orang yang beruang sukar masuk ke ke dalam Kerajaan Allah." (markus 10:23)
33. Alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. (Markus 10:24-25)
34. Orang bijaksana tidak jauh dari Kerajaan Allah (Markus 12:34)
35. Yesus diutus untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah" (Lukas 4:43)
36. Orang miskin adalah yang empaunya Kerajaan Allah. (Lukas 6:20)
37. Sulita dimengerti oleh orang yang tidak percaya(Lukas 8:10)
38. Berkaitan dengan kuasa Allah (Lukas 11:20)
39. Lukas 17:20. "Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah,
40. Ada diantara orang yang percaya (Lukas 17:21)
41. Orang beruang sukar memasuki kerajaan Allah ( Lukas 18:17)
42. Dilahirkan kembali (Yohanes 3:3-5).
43. Bukan dari dunia ini( Yohanes 18:36)
44. Dalam Kerajaan Allah tidak ada: pesta pora, bidadari cantik, (Galatia 5:21)
45. Dalam Kerajaan Allah tidak ada: orang sundal, orang cemar atau orang serakah, artinya penyembah berhala (Efesus 5:5)
46. Kerajaan Allah adalah Kerajaan Tuhan dan Juru Selamat kita Yesus kristus (II Petrus 1:11)

Teks-teks di atas hanya sebahagiaan kecil saja dari keseluruhan teks Alkitab yang berbicara tentang Kerajaan Allah. Kerajaan itu adalah Allah sendiri melalui Yesus Kristus. Kerajaan Allah berarti Allah meraja. Manakala pada saat ini Anda dikuasai oleh seluruh kehendak Allah dan hidup menurut kehendakNya itu, maka sesungguhnya Kerajaan Allah telah datang kepadaMu. Dia yang menjadi Raja dalam kerajaanNya. Untuk lebih jelasnya, silahkan saja anda membaca sendiri Alkitab.



a. Ayat-ayat Rasialis ?

Berkaitan dengan point ini, Molyadi mengutip sejumlah teks Alkitab, yang menurut dia bersifat rasialis: 2 Raja-raja 5:15, Wahyu 7:4-8 14:1-3, Ulangan 14:21, 15:3, 23;19-20.

Rasialis berarti mempertahankan atau mengedepankan perbedaan ras, bangsa, suku bangsa, juga berarti orang yang menganut paham rasialisme. Paham rasialisme yakni prasangka berdasarkan keturunan bangsa, perlakuan yang berat sebelah terhadap suku bangsa yang berbeda, ras diri sendiri adalah ras yang paling unggul.

2 Raja-raja 5:15

5:15. Kemudian kembalilah ia dengan seluruh pasukannya kepada abdi Allah itu. Setelah sampai, tampillah ia ke depan Elisa dan berkata: "Sekarang aku tahu, bahwa di seluruh bumi tidak ada Allah kecuali di Israel. Karena itu terimalah kiranya suatu pemberian dari hambamu ini!"

Jika anda membaca teks di atas dengan hati bersih dan kepala dingin, anda akan tahu bahwa Naaman menyatakan imannya bahwa Allah hanya ada di Israel. Mengapa Naaman percaya bahwa Allah hanya ada di Israel? Karena Namaan tahu persis bahwa selain Allah Israel tidak ada dewa atau allah lain yang dapat menyembuhkan kustanya. Dewa orang Aram ternyata tidak dapat menyelamatkan Namaan. Pernyataan Naaman merupakan ungkapan hati, ungkapan iman yang murni dari jiwanya, bukan pernyataan filosofis dimana Allah tidak dapat dibatasi oleh tempat tertentu. Karena ungkapan iman, maka kita tahu bahwa Allah berkenan mendengarkan orang-orang yang percaya kepadaNya. Jadi, tidak ada kaitannya dengan rasialis.


Wahyu 7:4-8

7:4 Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel. 7:5 Dari suku Yehuda dua belas ribu yang dimeteraikan, dari suku Ruben dua belas ribu, dari suku Gad dua belas ribu, 7:6 dari suku Asyer dua belas ribu, dari suku Naftali dua belas ribu, dari suku Manasye dua belas ribu, 7:7 dari suku Simeon dua belas ribu, dari suku Lewi dua belas ribu, dari suku Isakhar dua belas ribu, 7:8 dari suku Zebulon dua belas ribu, dari suku Yusuf dua belas ribu, dari suku Benyamin dua belas ribu.


Terlalu berlebihan kalau ada orang mengatakan bahwa teks di atas bersifat rasialis. Angka-angka yang disebut di atas bersifat simbolis. Inti yang mau diungkapkan adalah suku-suku Israel diselamatkan. Angka 12 melambangkan 12 suku dan angka 1000 melambangkan kesempurnaan Allah. Jadi, umat Israel diselamatkan oleh Allah yang mahasempurna dalam segala rancangan dan rencana penyelamatanNya bagi Israel. Angka 1000 juga mau menegaskan universalitas keselamatan yang ditawarkan oleh Allah: berlaku bagi semua orang, segala zaman dan bangsa. Jika seseorang percaya sebagaimana suku-suku Israel percaya kepada Yahwe, maka mereka juga diselamatkan oleh Yahwe yang sama.

Wahyu 14:1-5

14:1. Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya. 14:2 Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya. 14:3 Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorangpun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu. 14:4 Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu. 14:5 Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

Molyadi kemudian memberi komentar atas teks di atas: “Sorga rasialis hanya milik 144 ribu orang Israel saja.”


Entah darimana pemahaman seperti itu. Padahal teks jelas menegaskan hal-hal berikut ini:

• Anak Domba berdiri di bukit Sion
• Ada seratus empat puluh empat ribu orang mengiringi (berada bersama) Anak Domba
• Di dahi pengiring Anak Domba tertulis nama Anak Domba dan Nama BapaNya.
• Pengiring Anak Domba menyanyikan suatu nyanyian baru dan hanya mereka yang dapat mempelajarinya
• Pengiring Anak Domba itu telah ditebus dari bumi
• Pengiring Anak Domba adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan,
• Pengiring Anak Domba itu murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi.
• Pengiring Anak Domba merupakan korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.
• Pada mulut pengiring Anak Domba tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

Catatan penting yang perlu diketahui adalah angka 144. 000. Angka itu adalah simbolisasi dari universalitas penyelamatan Allah. 144 adalah hasil 12x12. Ini mau menegaskan bahwa siapapun yang menjadi murid Anak Domba akan diselamatkan. Menjadi murid berarti menjadi pengiring Anak Domba dan itu berarti: tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, hidup murni sama seperti perawan, setia mengikuti Anak Domba, tidak berdusta dan tidak bercela. Nah, siapa pun yang hidup seperti itu akan diselamatkan dan bagi dialah penyelamatan dari Allah yang sempurna (dilambangkan dengan angka ribuan).


Ulangan 14:21,

14:21 Janganlah kamu memakan bangkai apapun, tetapi boleh kauberikan kepada pendatang yang di dalam tempatmu untuk dimakan, atau boleh kaujual kepada orang asing; sebab engkaulah umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu. Janganlah kaumasak anak kambing dalam air susu induknya."

Molyadi memberikan catatannya:
“Tuhan meracuni orang asing (non Israel) dengan bangkai karena orang asing dianggap “tidak kudus” (Ulangan 14:21)”

Apa itu bangkai? Apakah itu racun? Bangkai adalah tubuh yang sudah mati, dan jika dikaitkan dengan “makan”, maka kata bangkai biasanya untuk binatang. Jadi, bangkai berarti tubuh binatang yang sudah mati. Racun adalah zat (gas dll) yang kalau dimakan, atau dihirup dapat menyebabkan sakit atau mati. Memang bangkai dapat saja mengandung racun, tetapi itu tidak berarti bahwa setiap binatang yang mati pasti mengandung racun yang mematikan. Binatang yang sudah mati, tidak otomatis berarti bangkai yang sudah membusuk (yang kalau dimakan dapat menyebabkan kematian). Jadi, bangkai tidak sama dengan racun. Nah, Ulangan 14: 21 mengandung larangan (tidak boleh) bagi bangsa Israel, sedangkan bangsa yang lain tidak. Larangan itu penting sebab bangsa Israel adalah bangsa yang kudus pilihan Allah. Dengan demikian bangsa Israel aman dari godaan memakan makanan yang dipersembahkan kepada berhala-berhala. Yang lebih penting konsep “kudus” bukan terutama sebagai keutamaan moral, tetapi lebih pada keunikan, ekslusivitas umat pilihan Allah. Peraturan/larangan yang berkaitan dengan makanan menegaskan keunikan tersebut, artinya lain dengan bangsa asing yang tidak memiliki larangan dalam hal makanan.

Ulangan 15:3,

“Dari seorang asing boleh kautagih, tetapi piutangmu kepada saudaramu haruslah kauhapuskan. “
Menarik bahwa Molyadi menulis sbb:

“Piutang kepada sesame Israel tidak boleh ditagih, tetapi piutang kepada orang asing harus ditagih”

Siapa pun yang masih waras pasti tidak setuju dengan pendapat Molyadi karena jelas-jelas tidak sesuai dengan teks.

Ulangan 15:3 adalah bagian lain lagi dari keunikan bangsa pilihan itu. Allah menghendaki demikian.
a. Berkaitan dengan aturan utang-piutang, Israel dididik dengan suatu kebebasan pilihan berbuat baik: boleh kau tagih tetapi tidak wajib. Siapa yang tidak menagih adalah baik, tetapi siapa yang menagih tidaklah jahat. Kemurahan hati tidak wajib diberikan kepada mereka yang tidak percaya.
b. Tetapi kepada sesama bangsa pilihan, sesama orang percaya, kemurahan hati harus dinyata-wujudkan, harus diutamakan. Tanpa tawar-menawar. (Bdk Gal 6:10)
23;19-20

23:19 "Janganlah engkau membungakan kepada saudaramu, baik uang maupun bahan makanan atau apapun yang dapat dibungakan. 23:20 Dari orang asing boleh engkau memungut bunga, tetapi dari saudaramu janganlah engkau memungut bunga--supaya TUHAN, Allahmu, memberkati engkau dalam segala usahamu di negeri yang engkau masuki untuk mendudukinya."

Molyadi memberikan catatannya:

“Sesama Israel dilarang rentenir tetapi dibolehkan kepada Non Israel (Ulangan 23:19-20)”.

Jalan pikiran dibalik tulisan itu: “Seharusnya jika Tuhan melarang rentenir kepada sesame Israel, maka dilarang juga rentenir kepada Non Israel. Jika tidak, dan ternyata tidak, maka Tuhan adalah rasialis”.

Logika seperti itu tentu tidak tepat. Ambil contoh: Allah menyelamatkan semua orang Muslim. Seharusnya, jika Allah menyelamatkan semua orang Muslim, maka Allah juga menyelamatkan orang Non Muslim (kafir). Jika tidak menyelamatkan orang kafir, dan ternyata tidak Allah memang tidak menyelamatkan orang kafir, maka Allah adalah rasialis.

Jalan pikiran seperti itu, sekali lag tidak tepat. Ingat!!! Apa salah kalau seorang tidak boleh membungakan apa pun kepada sesama saudaranya. Bangsa Israel itu berasal dari satu ayah dan satu ibu. Amat tidak masuk akal kalau mereka saling membungakan uang. Kepada orang lain, tentu saja boleh, tetapi bukan kewajiban.

Mengapa Yahwe membolehkan (ingat BUKAN mewajibkan) Israel membungakan uang kepada orang asing? Jika pertanyaan tersebut tersimpan di benak para pengkritik Alkitab, maka kita dengan yakin menjawab: “mengapa tidak boleh? Irihatikah Anda karena Tuhan mewajibkan umat Israel tidak boleh membungakan harta miliknya kepada sesama saudaranya Israel? Jadi, pertanyaan para pengkritik Alkitab pada dasarnya eror sebab mereka menuntut: jika Yahwe bertindak begini kepada Israel, maka tindakan yang sama berlaku juga bagi non Israel, jika tidak maka Yahwe adalah rasialis. Pada dasarnya Yahwe bertindak sesuai dengan siapakah kita dihadapaNya. Jika Yahwe menyelamatkan orang-orang yang percayakan kepadaNya, bagaimana mungkin tindakan yang sama harus pula berlaku bagi orang yang tidak percaya kepadaNya? Karena Israel adalah umat pilihanNya, maka mereka diminta untuk mentaati perintah, hukum dan larangannya. Yahwe melarang membungakan uang kepada sesame saudara beriman, tetapi kepada orang-orang yang tidak beriman, tidak perlu ada larangan khusus. Larangan yang berlaku umum: tidak boleh kepada sesame Israel dan tidak boleh juga kepada non Israel adalah juga kehendak Yahwe. Patut diingat pula: Yahwe melarang Israel membungakan uang kepada sesame saudaranya Israel dengan maksud agar penyelenggaraan ekonomi dan finansial hanya dicukupkan oleh Yahwe. Israel tidak perlu merasa kurang dan karenanya harus membungakan uangnya. Kebutuhan mereka akan dipenuhi oleh Yahwe sendiri. ini soal iman yang musti dihayati oleh Israel.


b. Ayat Ragu-ragu?

Menurut Molyadi, ada begitu banyak ayat ragu-ragu (tidak yakin) dalam Alkitab. Ia menulis sbb.:

“Tuhan dalam ayat-ayat manusiawi merasa ragu-ragu dalam menginspirasiakan wahyuNya sehingga memakai kata dugaan “kira-kira”. Kira-kira jam tiga malam (Matius 14:25, Markus 6: 48), kira-kira jam 3 petang (Kis 10:3)…Ayat-ayat yang memamerkan keragu-raguan Tuhan itu tidak patut disebut firman Allah, karena Tuhan itu Maha tahu. Dia mengetahui detail atas segala gerak laku dan amal perbuatan, baik perbuatan jasmani yang bisa dilihat oleh manusia, maupun isyarat hati yang tidak bisa ditangkap oleh panca indra. “Karena Tuhan itu Allah yang Mahatahu, dan oleh Dia perbuatan-perbuatan diuji” (1Samuel 2:3)

Menarik bahwa semua kata “kira-kira” yang ada dalam Alkitab dari mulut para pengarang. Tak satu pun yang yang keluar dari perkataan Yahwe Tuhan.

Banyak orang tidak memahami sifat unik Alkitab: insani serentak ilahi, mengandung perkataan manusia serentak perkataan Yahwe sendiri. Kita dengan mudah mengetahui bahwa suatu ayat berasal dari Yahwe atau dari pengarang. Misalnya:

Matius 14:25 Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air. Ayat ini jelas berasal dari pengarang.

Bandingkan perkataan Alkitab berikut ini:

"Siapa yang berdosa kepada-Ku, nama orang itulah yang akan Kuhapuskan dari dalam kitab-Ku. Tetapi pergilah sekarang, tuntunlah bangsa itu ke tempat yang telah Kusebutkan kepadamu; akan berjalan malaikat-Ku di depanmu, tetapi pada hari pembalasan-Ku itu Aku akan membalaskan dosa mereka kepada mereka." (Keluaran 32:33-34) Ayat ini jelas berasal dari Yahwe sendiri.

Mengapa Tuhan membiarkan pengarang berada dalam keraguan sengga mereka memakai kata-kata “kira-kira” tanda ketidakpastian? Tuhan membiarkan semuanya itu karena Dia menghendaki agar manusia tahu bahwa Alkitab dibentuk bukan semata-mata Allah adalah pengarangnya, tetapi juga manusia. Jika demikian, maka kedua sifat (ilahi dan insani) dari pengarang Alkitab juga akan jelas tampak.

Sebenarnya semua kitab agama di bumi ini bersifat demikian, tetapi kadang-kadang manusia menyangkal fakta itu.

Kita ambil contoh dari Alquran berikut ini sebagai pembanding:

a. BOLEH JADI kamu (Muhammad) akan membinasakan dirimu (Qs 26:3).
b. BOLEH JADI mereka (yang diolok-olokan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) (Qs 49:11)
c. BOLEH JADI wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan) (Qs 49:11)
d. BOLEH JADI Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan istri-istri yang lebih baik daripada kamu…yang janda dan yang perawan. (Qs 66:5)
e. MUDAH-MUDAHAN TUHAN kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai…". (Qs 66:8)
f. MUDAH-MUDAHAN TUHAN memberikan ganti kepada kita dengan (kebun) yang lebih baik daripada itu (Qs 68:32)

Menarik bahwa tidak semua kata boleh jadi dalam teks Alquran di atas berasal dari pengarang Alquran, tetapi ada juga yang berasal dari mulut Allah. Sama menariknya, kita mustahil serta-merta mengatakan bahwa semua kalimat BOLEH JADI di atas otentik dari Allah. Kita hanya bisa mengulangi apa yang dikatakan oleh Molyadi:
Ayat-ayat yang memamerkan keragu-raguan Tuhan itu tidak patut disebut firman Allah, karena Tuhan itu Maha tahu. Dia mengetahui detail atas segala gerak laku dan amal perbuatan, baik perbuatan jasmani yang bisa dilihat oleh manusia, maupun isyarat hati yang tidak bisa ditangkap oleh panca indra.