Kamis, 31 Maret 2011

Yesus Berdosa


Ada sementara orang beranggapan bahwa Yesus adalah seorang pendosa. Jalan pikirannya sebagai berikut:

“Semua manusia berdosa, bahkan nabi sekalipun tidak luput dari dosa. Karena Yesus adalah manusia sekaligus nabi, maka dia pasti berdosa. Jadi, Yesus adalah pendosa.”

Untuk membenarkan asumsi itu, orang lalu mencari-cari dalil Alkitabiah. Akibatnya, banyak orang disesatkan dan balik memberontak melawan Yesus, Alkitab dan Kekristenan pada umumnya.  Teks yang biasanya dipakai sebagai pendasaran ialah Lukas 11:1-4, Matius 6:5-13 dan Markus 10:18 (17-31)

Jawab
a. Lukas 11:1-4
“Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-muridNya kepadaNya: Tuhan ajarilah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya”. Jawab Yesus kepada mereka: “Apabila kamu berdoa katakanlah: Bapa, dikuduskanlah namaMu; datanglah KerajaanMu. Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukup dan ampunilah kami akan dosa kami sebab kami pun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan


a.   Seorang murid meminta Yesus mengajari mereka berdoa.
b.   Murid itu tidak mengatakan: Tuhan ajarilah ‘aku’ berdoa tetapi “Tuhan ajarilah KAMI berdoa”.
c.    Murid itu juga tidak mengajukan pertanyaan: “Tuhan ajarilah bagaimana KITA berdoa” 
d.   Jawaban Yesus jelas. Yesus menjawab sesuai dengan permintaan murid itu: “apabila KAMU berdoa.”
e.   Siapakah yang diajari berdoa?
f.     Tidak lain adalah  ‘KAMU’ (para murid) dan bukan KITA (Yesus dan para murid).
g.    Artinya Yesus sendiri tidak terlibat sebagai subyek yang DIAJARI berdoa.
h.   Karena Yesus tidak terlibat di dalamnya, maka dalam kata ‘AMPUNILAH KAMI’ jelas Yesus tidak termasuk.
i.     Yesus tampil sebagai seorang guru yang memberi petunjuk praktis bagaimana seharusnya para muridNya berdoa.
j.    Seandaianya Yesus hendak menyatakan diriNya juga berdosa, maka Dia harus mengatakan: “APABILA KITA BERDOA”

Jadi, teks tersebut justru membuktikan bahwa YESUS SENDIRI MENGAKUI BAHWA DIRINYA TIDAK BERDOSA, sebaliknya para muridNya memang orang berdosa. Para murid harus menyadari hal itu.

b. Lalu bagaimana dengan teks Matius 6:5-15?
“Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik….Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah namaMu, jadilah kehendakMu, di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat (Karena Engkaulah yang mempunya Kerajaan dan kausa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin).”

Jawab

a.   Seandainya Yesus bermaksud menyatakan diriNya adalah pendosa, maka Ia harus memakai kata ‘KITA’. Matius 6:5 seharusnya berbunyi: “Dan apabila KITA berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik” 
b.   Teks Matius di atas tidak bemaksud untuk menjawab persoalan: apakah Yesus berdosa atau tidak, TETAPI bagaimana seharusnya para muridNya berdoa,  dan mawas diri dalam berdoa agar tidak sombong, pamer spiritual.
c.    Isi dari sebuah doa yang baik ialah nama TUHAN dikuduskan dan dimuliakan, terjadilah kehendakNya.
d.   Selanjutnya kita dapat  menyampaikan apa kebutuhnan kita –rezeki kehidupan (sejahtera lahir dan bathin), pengampunan, dijauhkan dari kejahatan- dengan dan dalam iman yang total, sungguh-sungguh, penuh harap dan cinta.
e.   Bukan soal seberapa sering kita berdoa, tetapi seberapa dalam dan besar iman kita akan kebaikan dan kemurahan Tuhan.
f.     Teks ini tidak dapat dipakai sebagai bukti bahwa Yesus adalah seorang pendosa. Pada suatu waktu Yesus pernah menantang para pendengarNya agar memberikan satu bukti atas dosaNya.[1]

Kesimpulannya: baik teks Lukas maupun teks Matius sama-sama membuktikan bahwa Yesus sendiri menyatakan diriNya TIDAK BERDOSA. Dengan demikian, gugurlah asumsi yang menyatakan bahwa semua manusia, bahkan nabi sekalipun pasti berdosa. Semua nabi lain,  “YA” tetapi tidak berlaku bagi Nabi Isa Almasih, Yesus Kristus. Semua manusia berdosa, kecuali Yesus. Dia adalah Putera Yahwe, Elohim yang tidak berdosa. Nabi lain, misalnya Nabi Muhammad, justeru mengakui bahwa Isa Almasih adalah seorang yang suci.

         
c.  Markus 10:18 (17-31)

Teks lain yang dipakai oleh orang yang  menuduh Yesus pendosa adalah  Markus 10:18.
“Jawab Yesus: “mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorang pun yang baik selain daripada Elohim saja”  “Kalau demikian Yesus berdosa”.

Jawab

Kesimpulan seperti itu tentu tergesa-gesa. Ingat! Teks tersebut sama sekali tidak memberi indikasi bahwa Yesus berdosa. Ingat “yang tidak baik” tidak berarti, atau tidak sama dengan  “berdosa”. “Tangan puntung” itu tidak baik, tetapi itu tidak berarti “tangan puntung” itu dosa. Tetapi yang namanya “dosa” selalu tidak baik.

Mari kita lihat bersama:

Pertama,  Yesus tidak menolak pengakuan dari orang tersebut bahwa diriNya adalah Guru yang baik.

Kedua,  Yesus hanya mengajukan pertanyaan: “Mengapa engkau katakan Aku baik?”. Jadi, Yesus meminta alasan pernyataan dari lawan bicaraNya. Karena lawan bicaraNya tidak berani mengemukakan alasannya, maka dapat dikatakan bahwa pernyataan orang tersebut  asal-asalan (hanya basa-basi saja). Ada maunya atau tidak tulus.

Ketiga, Yesus memberi penegasan/pernyataan bahwa tidak seorang pun yang baik selain daripada Elohim saja. Nah, Yesus dikatakan baik, padahal hanya satu saja yang baik yaitu Elohim,[2] maka kesimpulannya yang sangat logis yaitu: “Yesus adalah Elohim”. Dengan kata lain sebenarnya Yesus bertanya: “Mengapa engkau katakan Aku Elohim?”. Pertanyaan apa pun yang kita ajukan kepada Yesus seharusnya kita tahu apa maksud atau tujuan kita bertanya.

Keempat, sekalipun pertanyaanNya tidak dijawab, Yesus tetap memberikan jawaban atas pertanyaan lawan bicaranya:  Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!". Lawan bicaraNya menjawab dengan semangat: “"Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku."

Kelima, dalam pandangan kita manusia biasa, orang yang datang kepada Yesus  tadi seharusnya adalah orang yang tidak sukar untuk memasuki Kerajaan Sorga sebab ia telah mengikuti perintah Elohim. Ternyata, menurut Yesus masih kurang. “"Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."

Keenam, ketika Yesus membuka kekurangan orang itu, ia malah berpaling dari Yesus dan pulang tanpa pamit. “ Mendengar perkataan itu IA MENJADI KECEWA, LALU PERGI DENGAN SEDIH SEBAB BANYAK HARTANYA. Tindakan orang tersebut membuktikan bahwa ia tidak benar-benar mencari hidup yang kekal. Ia hanya mau mengatakan bahwa segala perintah Elohim telah dilakukannya sejak masa mudanya. Jika ia benar-benar datang kepada Yesus untuk mencari jalan masuk sorga, maka ia harus mau memperbaiki kekurangannya. Ia harus rela berbagi harta yang ia miliki kepada orang miskin kemudian mengikuti Yesus.

Ketujuh, Yesus mengoreksi pandangan orang kaya, yang hanya memahami perintah Elohim (dekalog) sebatas “TIDAK”, atau JANGAN”. Misalnya, Elohim memerintahkan: “Jangan membunuh”, orang lalu tidak memubunuh. Kalau hanya sebatas itu, tentu tidak ada manfaatnya. Kalau orang tidak membunuh, lalu apa? Perintah “jangan membunuh” mau menegaskan kandungan lain yakni berbagi, memberi, menciptakan, melestarikan kehidupan, menyembuhkan orang-orang sakit, membela hak-hak bayi atau janin, menentang undang-undang aborsi, dll.  Jadi, seseorang baru dikatakan telah menjalankan perintah ‘jangan membunuh’ jika dan hanya jika orang itu telah berbagi kehidupan, berbagi harta miliknya kepada orang lain, terutama kepada mereka yang miskin dan berkekurangan, (antara lain memberi makan orang-orang lapar sehingga mereka tidak mati kelaparan, dstnya). Tidak cukup: “jangan berzinah” lalu orang tidak berzinah/berselingkuh. Harus lebih dari itu: membela hak-hak dan kehormatan perempuan, orang-orang kecil, anak-anak, memperjuangkan hukum-hukum posistif yang membela martabat perkawinan, menolak legaliasi undang-undang perkawinan yang bertentangan dengan hukum ilahi, dll. Tidak cukup: “jangan mengucapkan saksi dusta” lalu orang tidak bersaksi dusta. Ia juga harus berani memberi kesaksian menolak setiap bentuk penipuan, pemalsuan, dstnya dsbnya. Orang tersebut ternyata kecewa. Yesus lalu menegaskan:  "Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Elohim."

Kedelapan, otoritas Yesus ternyata melebihi segala perintah Elohim yang telah dipraktekkan oleh orang yang telah datang kepadaNya. Nah, siapakah Dia itu? Dapat dipastikan  bahwa Yesus sendirilah Elohim itu, Sabda yang menjadi Manusia.

Kesimpulannya: 
Teks Markus 10:17-31 justru membuktikan bahwa Yesus TIDAK BERDOSA dan bahwa Yesus adalah Elohim yang menjadi manusia. Mari kita refleksikan lebih dalam sejumlah ayat yang dirasa perlu:

Ayat 17.   "Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
·         Gelar: “Guru yang baik” hanya 2x dipakai dalam keseluruhan Alkitab, itu pun terdapat dalam ceritera yang paralel (Markus 10:17 dan Lukas 18:18). Itu berarti gelar Guru yang baik tidak biasa di kalangan para murid inti (kedua belas rasul).  Pemakaian 2x ini mengingatkan kita kepada “Kebaikan” kodrat Yesus yakni “Ilahi” dan “Insani”.

·         Sebaliknya gelar “Guru” dikenakan kepada Yesus sebanyak 43x: dalam Matius sebanyak 7x, Markus 12x, Lukas 19x, Yohanes 5x. Pemakaian 43x dapat dikatakan lambang Sang Guru berpuasa selama 40 hari dan empat puluh malam, dan 3 hari dalam alam maut. Guru memberi teladan berpuasa. Berpuasa terhadap segala sesuatu yang merintangi jalan menuju kebangkitan hidup kekal. Puncak dari puasa itu ialah kerelaan diri pada kematian badan untuk memperoleh kehidupan bersama Allah. Sebagai Guru, Yesus telah membuktikan hal tersebut.

·         Pemakaian 7x oleh Matius menegaskan kesempurnaan hukum yang dibawa oleh Sang Guru, sekaligus kesempurnaan pengajaran sacramental (7 sakramen). Dalam Tradisi Ibrani, angka 7 selalu menyatakan kegenapan utuh, kesempurnaan total.

·         Penggunaan 12x oleh Markus menegaskan Pengajaran Sang Guru kepada kedua belas rasul. Pemakaian 19x oleh Lukas, yang merupakan gabungan 7+12, adalah lambang pengajaran Sang Guru yang sempurna akan diteruskan oleh para rasul.

·         Pemakaian 5x oleh Yohanes melambangkan lima peristiwa penting dalam kehidupan Sang Guru, yang harus diajarkan turun temurun: pertama, Perkandungan dari Roh Kudus dan kelahiranNya (Natal), kedua, Sengsara, Wafat dan Kebangkitan Sang Guru (Paskah), ketiga, Kenaikan Sang Guru ke Sorga (Pesta Kenaikan), keempat, Perutusan Roh Kudus (Pentakosta), kelima, Penantian dan Kedatangan Kembali Sang Guru, (Adven).


Ayat 10:25. Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."

·         Apa maksudnya? Ini adalah bahasa simbol. Kita dipanggil untuk mencari maknanya yang terdalam.

·         Yahwe dapat membuat seekor unta melintasi lobang jarum karena keutamaan yang dimiliki oleh unta tersebut: taat pada tuannya, melintasi padang gurun, memikul beban berat milik tuannya, sabar dan tabah menjalani tugasnya, secara singkat unta melayani tuannya dengan segenap apa yang dimiliki dalam dirinya.

·         Yahwe tidak dapat melakukan tindakan yang sama terhadap manusia  yang tidak berbagi miliknya kepada orang lain, sebab dengan demikian ia tidak memiliki keutamaan seperti yang dimiliki oleh unta. Sedemikian sulitnya memasuki kerajaan sorga, maka cara terbaik untuk menggapainya ialah dengan menjalani hidup sebagaimana dicontohkan oleh seekor unta.

·         Karena Kerajaan Sorga itu bukan milik manusia, tetapi milik Elohim semata, maka orang yang mau ke sana ibarat melintasi lobang jarum (artinya mustahil dapat dilakukan oleh manusia). Walaupun demikian, manusia dapat melintasinya dan masuk ke dalam sorga kalau manusia mau menerima karunia, atau rahmat dari Elohim. Karunia atau Rahmat yang paling agung dari Elohim kepada manusia adalah PutraNya sendiri.

·         Orang dapat masuk sorga kalau ia mau menerima dan percaya pada Yesus. Percaya dan menerima Yesus berarti melakukan segala sesuatu yang Yesus perintahkan. Manusia taat pada Tuhan, ibarat unta taat pada tuannya.

·         Salah satunya adalah melepaskan segala harta milik (karena dibagikan kepada orang lain) dan kemudian mengandalkan Dia saja dalam perjalanan hidup ini.

·         Orang yang menerima dan percaya kepada Yesus tidak perlu takut bahwa dia telah kehilangan segala-galanya demi Yesus, sebab semuanya itu akan dikembalikan dengan tambanhannya yang berlimpah-limpah.

Ayat 31 “Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu."

·         Siapakah yang terdahulu? Mereka adalah orang-orang Yahudi yang pertama-tama mendapat tempat di hati Elohim, dan kepada merekalah pertama-tama Putra Elohim diutus tetapi mereka ini telah menolak tawaran dari Yahwe dengan menolak Yesus.

·         Rahmat itu akhirnya jatuh ke tangan bangsa-bangsa lain, bangsa-bangsa yang tadinya tidak mengenal Yahwe. Mereka inilah yang justru kemudian masuk ke dalam Kerajaan Sorga karena melaksanakan perintah Yesus.

·         Jadi, teks di atas sama sekali tidak dapat dipakai sebagai bukti Alkitabiah bahwa Yesus adalah seorang pendosa. Sebaliknya teks itu menegaskan bahwa Yesus tidak berdosa.


Banyak orang menanggapi uraian di atas sebagai  bentuk pembelaan diri orang Kristen terhadap kesucian Yesus Kristus. Seorang Hj. Irena Handono yang mengaku murtad ke Islam menulis sebagai berikut:

“Mungkin saja otoritas gereja berkilah bahwa doa di atas hanyalah sekedar ajaran yang tidak menunjukkan bahwa Yesus pernah berdosa, namun demikian tidak ada bukti yang mengatakan bahwa beliau tidak pernah bersalah dst....”[3]

Pernyataan seorang Hj Irena Handono di atas dengan mudah dipatahkan baik oleh dalil-dalil Alquran maupun Alkitab.

·         Qs. 19:19 Isa Al Masih seorang anak laki-laki yang suci.

“Ia (Jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci". 

·         Qs. 19:21 Isa Al Masih sebagai tanda bagi manusia dan rahmat dari Tuhan.

“Jibril berkata: "Demikianlah. Tuhanmu berfirman: "Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan."

·         Qs. 3:46, Isa termasuk orang yang saleh.

“dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia termasuk di antara orang-orang yang saleh."

·         Qs  5:110: Isa Al Masih dikuatkan Allah dengan Roh Kudus,  semasa dalam buaian dan ayunan sudah bisa berbicara dengan manusia dan membuat banyak mukjizat hebat. Allah turun tangan mengajar Isa menulis, hikmat, Taurat dan Injil.

(Ingatlah), ketika Allah mengatakan: "Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan (ingatlah pula) di waktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan izin-Ku, kemudian kamu meniup padanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan (ingatlah), waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israel (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir di antara mereka berkata: "Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata."

·         Qs. 19:31-32, Isa Al Masih seorang yang diberkati Allah dimana saja berada, tidak sombong dan tidak celaka.

“dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; [19.32] dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka

·         Qs 3:49, Isa membuat burung, menyembuhkan orang buta sejak lahir, menyembuhkan penyakit sopak (lepra) dan menghidupkan orang mati.

“Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israel ( yang berkata kepada mereka): "Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman."

·         Qs. 3:45 Isa adalah Kalam Allah, terkemuka di dunia dan di akhirat.

“(Ingatlah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putra yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah),

·         Qs. 4:171 Isa Al Masih utusan Allah, Kalam Allah dan Roh Allah.

“Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu).  (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara. 

·         Qs. 21:91 Isa dan ibunya dijadikan tanda yang besar bagi semesta alam.

”Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh) nya ruh dari Kami dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam.

·         QS 43:61 Isa adalah pemberi pengetahuan tentang hari kiamat, jangan ragu tentang Dia.

“Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus. 

Jadi, menurut Al-Quran, Yesus adalah seorang yang tidak berdosa, atau seorang yang SUCI dan SALEH , seorang yang lurus dan pembuat mukjizat yang hebat. Dengan demikian, Alquran memuntahkan pikiran pengikutnya sendiri, Hj Irena Handono.

Salah satu kekhasan sifat Allah, atau Tuhan adalah suci. Sedangkan semua manusia telah jatuh dalam dosa[4] Jika menurut Alquran, Yesus adalah seorang yang suci dan saleh, terkemuka di dunia dan akhirat, maka pada dasarnya Alquran mengakui bahwa Yesus adalah Allah, yang dalam hal ini Allah yang menjadi manusia.

RUJUKAN ALKITABIAH  BAHWA YESUS TIDAK BERDOSA

·         Tidak ada tipu di dalam mulutNya (Yesaya 53:9).
·         Orang yang benar (Yesaya 53:11)
·         Jalan dan kebenaran dan hidup (Yohanes 14:6)
·         Tidak ada yang mampu membuktikan bahwa Ia berbuat dosa (Yohanes: 8:46.)
·         Ia tidak berbuat dosa dan tipu daya tidak ada dalam mulutNya (I Petrus: 2:22)
·         Ia saleh dan sempurna (Ibrani 5:7-9)
·         Ia tidak dapat berbuat dosa (Ibrani 4:15)
·         Ia adalah Yang Kudus (Kisah Para Rasul  3:14// 4:27// 4:30, 1Petrus 1:15//1Yohanes 2:20) 
·         Ia adalah Yang Kudus dari Allah (Markus  1:24)//Luk 4:34//Yohanes 6:69)
·         Nama Allah telah diberikan kepadaNya (Yohanes  17:11).
·         Dia adalah yang Kudus dan yang Benar (Wahyu  3:7//6:10//16:5)

Jadi, Yesus sama sekali TIDAK BERDOSA. Dengan demikian, Alkitab juga menentang dan menggugurkan dugaan Hj Irena Handono di atas.



[1] Yohanes: 8:46

[2] Mazmur 25:28,100:5, 135:3, 145:9 Yeremia  33:11, Nahum  1:7
[3] Hj. Irena Handono, et.al, Islam Dihujat: Menjawab The Islamic Invasion (Karya Robert Morey), Kudus-Indonesia: Bima Rodheta, 2004, hlm. 301
[4] Rom 3:23

Tidak ada komentar:

Posting Komentar